(BERTUAHPOSCOM BPC.), PEKANBARU – Karena masih bergantung dengan provinsi tetangga, masalah ketahan pangan untuk Provinsi Riau hingga saat masih belum ditemukan solusianya. Jika provinsi ini terus-terusan mengandalkan pasokan pagan dari provinsi lain, maka bisa saja sewaktu-waktu ketahanan pangan di Riau terancam.
Menurut Badan Ketahanan Pangan (BKP) Riau, Darmansyah, 70 persen masalah ketahanan pangan di Riau bergantung pada provinsi tetangga. Tentunya kalau Riau hanya bertahan dengan posisi 30 ketersediaan pangan, diyakini ketersediaan itu tidak akan cukup untuk mengatasi kebutuhan masyarakat.
Namun demikian, BKP Provinsi Riau masih bisa berlapang dada, sebab pendistribusian pangan dari provinsi tetangga masih bisa memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Riau. Meski Darmansyah meyakini bahwa provinsi ini sulit untuk krisis pangan, tapi jika provinsi penyuplai itu terkendala masalah pangan maka dapat dipastikan bahwa ketahanan pengan di Riau juga adaka terancam.
Diantara provinsi penyuplai pangan untuk Riau adalah Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Aceh. Wilayah ini, diakui Darmasyah memiliki surplus beras yang baik.
“Contoh Aceh itu surplus berasnya 300 ribu ton, Sumatera Utara 450 ribu ton, Sumatera Barat 850 ribu ton, lebih lagi Sumatera Selatan surplus berasnya mencapai 1,7 juta ton,” katanya.
Sementara untuk Provinsi Riau saja, saat ini membutuhkan suplai beras sebanyak 650 ribu ton pertahunnya. Sedangkan produk beras Riau hanya 247 ribu ton. Total secara keseluruhan lebih kurang 70 persen suplai beras Riau masuk dari wilayah luar.
Tidak hanya beras, ternyata sayur dan buah juga diambil dari provinsi tetangga. Kata Darmansyah, hanya Riau dan Provinsi Jambi saja yang saat ini, mengalami defisit pangan, hal itu disebabkan kurangnya daerah yang difungsikan untuk persawahan.
Meski demikian dia menyadari bahwa kondisi seperti perlu mendapat perhatian serius oleh Pemerintah Daerah Provinsi Riau. Dia juga sepakat bahwa Riau tidak bisa terus-terusan menggantungkan masalah pangan kepada provinsi lain
Beberapa tahun belakangan, maraknya alih fungsi lahan di Riau, dari kawasan hutan dan persawahan menjadi perkebunan sawit, sempat membuat Pemerintah Provinsi Riau garuk kepala. Hal serupa tidak menutup kemungkinan juga akan terjadi di wilayah, yang kini sebagai pemasok pangan utama untuk Riau
Pada saat musibah Gubung Sinabung misalnya, bahan pangan yang dipasok dari wilayah itu mengalami gangguan, sehingga menyebabkan harga beras di Riau meroket. Termasuk harga kebutuhan sayuran lainnya yang juga ikut baik. (Melba)