BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pendidikan dilingkungan keluarga sepenuhnya menjadi tanggungjawab orang tua. Namun para pendidik keluarga ini juga perlu mendapatkan edukasi yang cukup agar dalam rumah tangga, anak tetap mendapatkan pengawasan atas beragas siaran televisi yang dinilai tidak mendidik.
Kondisi ini diakui oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Atau Disdikbud Provinsi Riau Kamsol. “Memang di TV itu sudah ada tanda, anak harus nonton siaran mana saja yang perlu di pengawasan orang tua,” katanya, kepada bertuahpos.com, Jumat (08/05/2015).
Kekhawatiran itu muncul bukan tanpa alasan. Belum lama ini, sudah banyak kabar miring tentang siaran televisi yang memberikan dampak negatif terhadap anak. Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau sempat merekom sejumlah siaran televisi agar mendapat teguran dari KPID pusat.
Selain itu sejumlah aktivis anak juga sempat angkat bebicara tekait efek dari siaran televisi. Fenomena itu muncul setelah sepasang siswa Sekolah Dasar saling mengungkapkan perasaannya di jejaringan sosial, layaknya seperti pasangan dewasa.
Menurut Kamsol maraknya kondisi pertelevisian Indonesia memang perlu pengawasan intensif terhadap anak dalam proses menjalani pendidikan. Peran tersebut akan lebih optimal jika dilakukan oleh orang tua.
“Memang di TV itu sudaha ada tanda, mana siaran yang perlu pendampingan orang tua. Tapi lagi-lagi tidak semua orang tua mengerti dengan simbol-simbul itu,” tambahnya.
Orang tua diharapkan bisa lebih bijak untuk mematikan televisi saat ada acara-acara yang dirasa tidak layak disaksikan anak-anak. Peran orang tua jauh lebih penting untuk membentuk pola pikir anak.
“Karena dia yang memiliki tanggungjawab penuh. Anak berada di rumah. Pemerintah, lingkungan sekolah dan masyarakat hanya sebatas sarana pembantu. Sama-sama lah kita,” tambahnya. (melba)