BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Banyamin Nasution, seorang guru disekolah tingkat SD di Pekanbaru, menampilkan puisi dengan gaya penampilan kocak. Puisi itu berisi nada sindiran kepada pemerintah yang tidak becus dalam menyelesaikan masalah bencana kabut asap di Riau.
Â
Berikut penggalan bait puisi yang disampaikan Banyamin dalam orasinya:
Â
Selamat Malam.
Inikan malam.
Kenapa malam?
Karena banyak otak manusia yang malang.Â
Â
Hai pemimpin.
Kalau mau selamat, ayo buang asap.
Kalau mau kami pakai ditahun Selanjutnya.Â
Â
Kabut asap menyelimuti kota ku.
Mata merah seperti marah.
Karena kabut asap tak ada nikmatnya. Udara malam semuanya hanya di selimuti asap. Bukan selimut tetangga.Â
Â
Kabut asap menipis hanya sesaat. Bintang malam tak lagi menari di bawah sinar rembulan.
Asap dapur saya juga tertutup asap kebakran hutan.
Â
Setelah sehari sebelumnya, para siswa ikut protes dan melawan asap dengan menempel ratusan karton di pagar sekolah mereka, kali ini Jumat (23/10/2015), ratusan guru dari berbagai sekolah baik negeri maupun swasta di Pekanbaru turun memadati jalan Cut Nyak Dien, antara gedung Puswil dan Kantor Gubernur Riau.
Â
“Kalau tidak ada guru tidak ada presiden. Kalau tidak ada guru tidak ada gubernur. Kalau tidak ada guru tidak ada walikota. Guru yang membuat mereka bisa membaca dan menghitung sehingga mereka bisa jadi pemimpin,” teriak Mahdi, perwakilan dari Sekolah Menengah Pertama 22 Pekanbaru.
Â
Aksi ribuan guru melawan asap itu menuntut kepada Presiden RI Joko Widodo untuk menetapkan status bencana asap Riau menjadi bencana nasional. Mereka juga meminta agar Jokowi serius menangangi asap sehingga proses belajar berjalan baik. “Sekarang asap sudah masuk ke dalam kelas bagaimana kami bisa mengajar,” kata Ketua Forum Guru Melawan Asap Sahran Ritonga. (Melba)