BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Sepanjang tahun 2015, Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) hanya berhasil menyerap beras lokal 1000 ton. Padahal target yang diberikan, penyerapan beras dari petani lokal yakni sebanyak 5 ribu ton.
Kepala Pelayanan Bulog Riau Kepri, Tommy Despalingga mengakui penyerapan beras lokal wilayah Riau dan Kepri masih belum sampai target. “Penyerapan beras dari petani lokal baru 1000 ton masih di bawah target 5000 ton,” katanya kepada kru bertuahpos.com, Rabu (06/01/2016).
Kendala yang dihadapi pihaknya dalam penyerapan, yakni tidak sesuainya harga dari para petani ke Bulog. “Kitakan membeli beras dari petani sesuai Harga Pokok Pembelian (HPP) tahun 2015 sebesar Rp 7.300 per kilogram,†ujar Tomy di ruang kerjanya. (baca : Piutang Rp 2,8 miliar, Bulog Riau Ancam Tahan Raskin 2016)
Tomy mengatakan pihaknya sudah berupaya maksimal dalam mendorong penyerapan beras lokal. Bahkan bulog Divre Riau Kepri memiliki satuan tugas (satgas) yang nantinya mencari petani yang ingin menjual beras sesuai dengan HPP. “Kadang kita juga datang ke tempat penggilingan, dan juga dari petani langsung yang ingin menjual berasnya dengan cepat,†sebutnya.
Sebagian beras yang dibeli Perum Bulog berasal dari petani Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan dan Tembilahan. Dari kedua daerah tersebut menyumbang 30 persen sampai 40 persen serapan beras lokal Riau dan Kepri. Selain itu Rokan Hilir (Rohil) dan Meranti juga berpotensi untuk penyerapan beras dari petani lokal. (baca : Bulog Riau Kepri Belum Terima Data Penerima Raskin 2016)
Tomy menyampaikan sudah saatnya pemerintah di Provinsi Riau mulai mencari komoditi pengganti sawit dan karet. Terutama untuk holtikultura seperti padi, jagung, dan kedelai. “tapi sekali lagi, itu semua harus ada kajian. Dan fokus serta kemauan pemerintah daerah untuk meningkatkan potensi dari holtikultura ini. Kalau potensi saya melihat ada, terutama untuk padi. Apalagi saat ini harga sawit terus turun,†sebutnya.
Saat ini stok Bulog Riau dan Kepri di gudang berkisar 25 ribu ton. Kemudian didatangkan beras asal Vietnam dan Thailand sebanyak 11ribu ton. “Jadi ketahanan beras di gudang-gudang bulog masih tahan sampai pertengahan tahun 2016,” katanya. (Riki)