BERTUAHPOS.COM (BPC),BENGKALIS– Abrasi bukan saja mengancam orang yang hidup tetapi juga mengancam orang yang telah meninggal dunia.
Di desa Ketam Putih warga desa sering menemukan tulang tengkorak manusia di pesisir pantai, yang terletak di jalan Ketam Putih. Meskipun pemandangan tak lazim ini tampak mengerikan bagi warga asin.Bagi warga Ketamputih sendiri, hal tersebut sudah menjadi pemandangan yang lumrah.
Pasalnya akibat abrasi, warga sekitar mengaku sering melihat tengkorak tersebut berserakan di bawa ombak di pesisir pantai.
Romadan warga desa Ketam Putih mengatakan kepada bertuahpos,Rabu(06/04/16) bahwa masyarakat sudah sering menemukan tengkorak manusia di pesisir pantai.Â
“Penyebabnya karena  abrasi yang mengikis pinggiran pantai,†kata Romadan
Menurut cerita warga, konon dahulu tempat tersebut merupakan tempat pemakaman umum masyarakat zaman dahulu. “Tetapi akibat dari abrasi tempat tersebut habis terkikis,†sambung dia.
Biasanya masyarakat yang menemukan tulang belulang tersebut,  akan menguburkannya ditempat yang jauh dari pantai. Saat ini masyarakat  yang tinggal di pesisr pantai tersebut berpindah rumah mencari lokasi yang lebih tinggi.
Menurut pantauan bertuahpos.com, masih banyak terlihat keranda atau peti mati berserakan di tepi pantai, bahkan kuburan yang dahulunya kukuh kini telah hancur di sapu ombak.
Sapri (25) warga desa Ketam Putih yang merupakan seorang nelayan mengatakan, “ kami sudah sering melihat tengkorak yang ada dipinggiran pantai ini,  mukin sudah sering jadi rasa takut tu agak kurang, bahkan masyarakat disini akan menguburkan tengkorak tersebut jika menemukan lagi, karena tengkorak itu berasal dari pemakaman yang telah terkena abrasi,†ujar Sapri.
Desa Ketam Putih merupakan desa tertua di Bengkalis, jarak tempuh antara Bengkalis dan desa Ketam Putih sekitar 30 km jika menggunakan motor, bahkan desa Ketam Putih dahulunya merupakan bekas dari jajahan zaman Belanda, dan pelabuhan yang ada merupakan penghubung antar pedagang dari luar pada zaman dahulu, jika kita melihat masih tampak gedung peninggalan orang Belanda pada zaman daahulu.
Masyarakat didaerah ini rata-rata bekerja sebagai nelayan dan pedagang ikan (sifa)