BERTUAHPOS.COM — Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, membantah tudingan soal dirinya disebut kongkalikong dengan sejumlah politisi, untuk meredam kasus CSR BI yang diduga mengalir sejumlah anggota DPR lintas fraksi.
Isu ini menguat setelah diduga Asep bertemu dengan beberapa legislator yang diduga menerima aliran dana CSR BI. Nama-nama seperti Heri Gunawan (Gerindra), Fauzi Amro (NasDem), hingga Rajiv (NasDem) disebut dalam isu tersebut.
Pertemuan yang disebut-sebut dimediasi oleh seorang oknum jenderal polisi itu dikabarkan berlangsung di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, dengan tujuan membatasi penyelidikan agar tidak menyentuh seluruh anggota Komisi XI DPR RI.
“Yang jelas kalau menyangkut saya, nggak ada itu (pertemuan),” ujar Asep di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan. “Kalau perlu nanti di foto-foto lah, di video, biar kelihatan kalau benar,” katanya.
Asep juga menekankan bahwa kasus CSR BI tetap berjalan hingga tahap penyidikan. Ia memastikan KPK akan mendalami dugaan aliran dana ini secara menyeluruh, termasuk ke beberapa nama legislator yang telah disebutkan.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari Satori, anggota DPR Fraksi NasDem, dana CSR BI diduga mengalir ke seluruh anggota Komisi XI DPR RI periode 2019-2024.
Nama-nama lain seperti Kahar Muzakir (Golkar), Dolfie (PDIP), Fathan Subchi (PKB), Amir Uskara (PPP), hingga Ecky Awal Mucharram (PKS) juga disebutkan.
“Ada keterangan dari saudara S (Satori), kita sedang mendalami karena sejauh ini dana CSR itu tidak dipergunakan sesuai dengan peruntukannya,” jelas Asep.
Sebelumnya, Satori menjalani pemeriksaan selama lebih dari lima jam di Gedung KPK pada 27 Desember 2024. Pertanyaan yang diajukan KPK berkaitan dengan penggunaan dana CSR untuk kegiatan sosialisasi di daerah pemilihan (dapil) anggota Komisi XI DPR.
Meski demikian, Satori membantah adanya penerimaan suap oleh anggota DPR terkait pencairan dana CSR tersebut. “Nggak ada uang suap itu,” tegasnya.***