BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Perusahaan Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) saat ini masih menggunakan kayu alam sebagai bahan baku produksinya. Hal ini disampaikan Direktur Eksecutive Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Riau, Riko Kurniawan.
Kepada bertuahpos.com dia menjelaskan bahwa di Riau sendiri RAPP sudah punya lahan sekitar 2,1 juta hektar. Rata-rata jumlah produksi pabrik yang dihasilkan hanya 2 juta ton. Artinya pabrik RAPP di Perawang dan Kerinci harus memenuhi 4 juta ton produksi kayu.
“Dalam hitungan kami harusnya kalau mereka mulai menanam dan panen, jika mengikuti regulasi pemerintah Indonesia tidak semuanya harus ditebang,” katanya.
Tambah Riko, harus ada 20 persen untuk wilayah konserfasi dan 10 persen untuk masyarakat. Artinya 70 persenlah yang harus dikelola RAPP untuk pengelolaan lahan produksinya.
“Kalau mengikuti regulasi itu harusnya cukup dengan lahan seluas 800 ribu hektar tapi sekarang mereka sudah ada 2,1 hektar. Ini menunjukkan mereka gagal menanam kebun mereka. Dan mereka masih sangat tergantung sekali sama kayu alam,” paparnya.
Dia menegaskan bahwa modus-modus seperti ini tidak dibenarkan dalam aturan pemerintah. “Sampai kapan modus-modus seperti ini dibiarkan dan sampai kapan kita membiarkan industri ini tidak kembali ke titahnya,” kata Riko
Seharusnya tambah Riko, RAPP mempraktekkan prosedur yang sudah ada, yaitu dengan cara menanam, panen dan produksi kembali. “Bukan menebang. Sampai kapan bahan baku mereka dari kayu alam. Apakah sampai seluruh hutan Indonesia habis,” tambahnya. (melba)