BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Badan Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau LHK Provinsi Riau menyebutkan kondisi hutan di Riau untuk saat ini sangat mengkhawatirkan. Laju kerusakan hutan mencapai 160 ribu hektar pertahunnya.
Â
Kepala Badan LHK Yulwiriawati Moesa, Sabtu (09/05/2015) mengatakan untuk menyelamatkan sisa hutan yang tersedia, maka kebijakan moratorium hutan dan lahan gambut sangat penting. (Baca : Nasib Hutan Riau Bergantung Pada Tata Kelola Pemerintah)
Â
Pada prinsipnya pemerintah tidak ingin kondisi ini terus memburuk. Dengan status memiliki lahan gambut terluas di Pulau Sumatra, saat ini tercatat bahwa Riau memiliki kawasan rawa gambut terdalam yang menyimpan 4 ribu ton karbon per hektar. “Dan ini perlu dikelola secara arif,” katanya.Â
Â
Sayangnya pengawasan masyarakat masih lemah dan diperburuk dengan minimnya pengawasan dari pemerintah Riau sendiri. Hal itu, tidak lain karena faktor sarana dan pra sarana pendukung yang juga belum memadai.
Â
Salah satu dampak yang nyata adalah bermunculan konflik dan sengketa lahan antara masyarakat dengan perusahaan. Dimana sebagian besar konflik itu belum ada solusi yang tepat.
Â
Faktor yang tidak kalah penting adalah berkurangnya Sumber Daya Alam atau SDA ini akan berimbas besar terhadap fungsi ekonomi.
Â
“Udara memburuk dan kualitas air bekurang. Lihas saja saat kebakaran hutan, perekonomian terganggu, transportasi terhambat. Bahkan proses belajar mengajar yang sempat diliburlan,” kata Yul. (melba)