BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU–Dinas perkebunan Provinsi Riau melaksanakan kegiatan rapat pertemuan energi terbarukan yang berasal dari Biomassa kelapa sawit di Hotel Winstar Pekanbaru, Selasa (4/11). Biomassa yang beberapa tahun yang lalu selalu diidentikkan dengan limbah, sekarang tidak lagi.
Dimana, Biomassa yang bersumber dari limbah padat seperti cangkah, fiber, tandan kosong, dan limbah cair atau gas menjadi sumber bahan baku alternatif energi terbarukan. Dimana, pencarian bahan baku alternatif ini dikarenakan eksplorasi sumber bahan baku utama, fosil, telah mengalami penyusutan. Dan salah satu bahan baku yang dianggap feasible yaitu biomassa yang berasal dari pengolahan kelapa sawit. Untuk itu, Disbun Riau terus mendorong pihak swasta untuk mengolah biomassa yang mereka miliki.
Hadir pada acara tersebut Direktur Pasca Panen dan Pembinaan Usaha Dirjen Perkebunan, Ir. Bambang Sadjuga MSc, Kasubdit Investasi dan Kerjasama Bioenergi Kemen ESDM, Anna Rufaida, Kornas EEP Indonesia, Ir Nasrullah Salim, Satker tingkat provinsi yang terkait, Akademisi, Pelaku Usaha, Aspekpir, Apkasindo dan juga Disbun Kabupaten se-Riau.
Kadisbun Riau, Drs Zulher MS, dalam sambutannya, menjelaskan, acara yang digagas tersebut merupakan rangkaian program Disbun Riau untuk mendorong pengolahan Biomassa yang bersumber kepada limbah padat dan cair komoditas perkebunan sebagai sumber energi baru dan terbarukan oleh pelaku usaha. Dimana, menurut Zulher, bahan baku biomassa di Riau sangat berlimpah dan selama ini hanya menjadi limbah yang merusak lingkungan. Dengan diolahnya biomassa tersebut, akan memberi imbas positif antara lain akan menjadikan agro industri yang ramah lingkungan, menambah pendapatan daerah, dan membantu program ketahanan energi nasional yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
“Biomassa dari 187 PKS di Riau setidaknya mampu menghasilkan tidak kurang dari 187 MW daya listrik. Dengan nilai 187 MW, dapat mengalahkan produksi listrik dari PLTA Koto Panjang sebesar 115 MW yang selama ini telah mengelektrifikasi Sumbar Dan Riau. Dengan bahan baku yang berlimpah ini, maka seharusnya Riau bisa menjadi lumbung listrikâ€ujar Zulher.
Menurut Zulher, Perusahaan perkebunan yang telah mengolah biomassa menjadi bioenergi hingga kini yaitu PTPN V kebun Sei Tandun, dan PT. Musim Mas grup. Untuk itu, masih terdapat 180-an perusahaan perkebunann yang belum mengolahnya.
“Kita di setiap pertemuan, Monitoring lapangan meminta perusahaan untuk mengolah limbah yang mereka miliki menjadi bioenergi. Dan kita optimis hal itu akan berhasil karena perusahaan dengan perhatian yang kita berikan akan merespon hal tersebutâ€tambah Zulher.
Bambang Sadjuga dalam presentasinya menyatakan bahwa hingga kini Dirjenbun terus mendukung pengolahan biomassa menjadi bioenergi. Selama ini, menurutnya biomassa maupun CPO telah mengalami hambatan dalam pemasaran di pasar global. Apa salahnya, menurutnya, kalau bahan baku yang kita ekspor tersebut di dalam negeri untuk menjadi bioenergi atau kebutuhan pangan. Jika feasibility-nya tercapai maka investor akan datang dengan sendirinya.(Syawal)
“Hingga kini, bioenergi terbarukan baru mencapai 3,94 juta ton per tahun. Angka tersebut masih jauh dari target pemerintah untuk menghasilkan bioenergi. Maka, apa salahnya bahan baku yang kita hasilkan tersebut kita olah dalam negeri untuk mencukupi kebutuhan nasional baik di bidang ketahanan energi maupun panganâ€gagas Bambang.
Anna Rufaida dari Kementrian ESDM, menyatakan bahwa peran pemerintah daerah terutama tingkat kabupaten/kota sangat besar perannya dalam pengembangan energi terbarukan. Dia memberi gambaran, jika pemda menyediakan fasilitas dan kemudahan dalam perizinan dan pihak swasta menyediakan bahan baku maka target produksi bioenergi nasional akan tercapai.
Dalam kesempatan itu, Disbun Riau juga mengundang Project Control PT Musim Mas, Harry, untuk memaparkan pengembangan bioenergi yang mereka kelola. Harry menjelaskan bahwa hingga kini, proses pengolahan biomassa menjadi bioenergi terus mereka lakukan. Setidaknya, hingga akhir tahun 2014 ini PT Musim Mas telah memiliki 10 proyek bioenergi di yang tersebar di Riau, Kaltim, Kalteng, Sumut, Sumsel, Â Sumbar. Dan dia meyakini pengembangan proyek ini akan terus dilakukan karena PT Musim Mas yakin, pengolahan Biomassa akan menambah pendapatan perusahaan dan turut membantu ketahanan energy nasional.
“Untuk Di Riau kita sudah memiliki 1 proyek yaitu di Pangkalan Lesung tahun 2011 dengan kapasitas 2 MW dan tahun 2012 kita juga menambah di pangkalan lesung juga dengan kapasitas 3 MW. Dan kita yakini ke depannya proyek ini akan terus berlanjutâ€ujar Harry. (rls/syawal)