BERTUAHPOS, PEKANBARU – Mahasiswa mendesak agar Manajer PLN Riau-Kepri Doddy Pangaribuan mundur terkait pemadaman bergilir. Doddy dengan tegas menolak tuntutan tersebut.
Â
“Saya ini prajurit. Saya selalu tunduk atas perintah pimpinan. Saya ditugaskan dari pusat ke Riau,” kata Doddy saat menemui mahasiswa di hadapan mahasiswa di halaman kantor PLN Riau, Jl Setia Budi Pekanbaru, Senin (2/9/2013).
Â
Doddy menyebutkan urusan penempatan tugas menjadi kewenangan PLN Pusat. Dia menambahkan jika mahasiswa menyodorkan surat mundur, dirinya menolak. Tapi untuk teken bahwa pemadaman bergilir akan berakhir Oktober, dia mau.
Â
Ungkapan Doddy memancing mahasiswa emosi mahasiswa. Mereka ingin Doddy berjanji bila Oktober masih tetap terjadi pemadaman, jaminannya adalah mundur.
Â
“Apa jaminannya kalau nanti masih terjadi pemadaman? Mestinya Bapak mundur kalau Oktober masih krisis listrik,” kata seorang mahasiswa sambil menunjuk ke arah Doddy.
Â
Melihat sikap tersebut, Doddy yang duduk lesehan bersama mahasiswa di bawah terik matahari sedikit terpancing .
Â
“Tolong ya, jangan main tunjuk-tunjuk. Kita orang timur pakai etika juga lah,” celutuk Doddy.
Â
Debat makin berlanjut. Mahasiswa berteriak, “Kalau sekedar teken kesepakatan Oktober akan pulih, anak kecil juga bisa. Yang kami minta itu, kalau Oktober masih pemadaman, Anda itu mundur.”.
Â
“Saya tidak akan mundur, kalau Anda mau buat perjanjian sendiri, ya silakan saja. Yang saya teken hanya jaminan Oktober pemadaman bergilir berhenti,” kata Doddy mulai emosi.
Â
Akhirnya, Doddy meneken kesepakatan yang disodorkan mahasiswa. Intinya, PLN menjamin pemadaman bergilir akan berakhir hingga September ini. Mahasiswa membubarkan diri. Namun mereka janji, mereka akan turun ke jalan lagi jika Oktober masih terjadi pemadaman bergilir.
Â
(detik.com)