BERTUAHPOS, PEKANBARU – Â Pemadalam aliran listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Riau layaknya minum obat dokter, 3 kali sehari. Byar pet setiap hari yakni pagi, siang dan malam. Parahnya lagi, lama pemadaman bisa 2-3 jam. Akibatnya masyarakat kerap jengkel.
Â
Pada Kamis, 18 September 2013 ini, pemadaman sudah terjadi dua kali yakni pukul 10.00 sampai pukul 12.00. Pemadaman kembali terjadi sore ini pada pukul 18.00 hingga pukul 20.00.
kondisi terparah terjadi pada Senin, 16 September 2013, pemadaman berlangsung selama 8 jam dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 16.00 sore.
Â
Sapno, warga Jalan Lobak Pekanbaru menyebutkan, akibat pemadaman yang kerap dilakukan tiba-tiba ditambah voltase listrik yang sering naik turun membuat beberapa alat elektornik di rumahnya rusak . “Televisi saya sudah rusak, kulkas juga sepertinya sudah mau rusak, PLN harusnya bertanggung jawab,” ujarnya.
Â
Kondisi ini sebenarnya sudah berlangsung hampir dua bulan lalu, bahkan masyarakat pun sempat melakukan aksi protes ke kantor PT PLN Riau – Kepulauan Riau di Pekanbaru, hingga kantor PLN pun dilempar telur busuk, namun PLN tetap keuh-keuh melakukan pemadaman, PLN hanya bisa meminta masyarakat bersabar dengan kondisi yang ada.
Â
General Manajer PT PLN Wilayah Riau – Kepulauan Riau Doddy Pangaribuan mengaku, musim kemarau yang melanda Riau tiga bulan terakhir menyebabkan debit air di waduk Koto Panjang Kampar berkurang. Akibatnya pasokan listrik di wilayah Riau terganggu, sehingga terjadinya pemadaman listrik bergilir dalam satu hari di wilayah Riau dan Kepulauan Riau.
Â
Kata Doddy, PLN Riau – Kepri membagi aliran listrik di Sumatra Bagian Tengah, yang meliputi Sumatra Barat, Riau, Jambi dan Bengkulu. Ada tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air yang memasok listrik yakni PLTA Singkarak, PLTA Maninjau dan PLTA Koto Panjang yang mampu memasok listrik 350 MW.
Â
Â
“Namun karena tiga bulan terakhir dilanda musim kemarau, ketiga PLTA tersebut hanya bisa memasok 100 sampai 150 MW memasok listrik,” katanya, kepada Tempo, melalui pesan singkat, Rabu, 18 September 2013.
Â
Saat ini kata Doddy, elevasi air waduk koto panjang hanya 76 centimeter, sedangkan batas rawan untuk pembangkit listrik minimal 74 centimeter. “Jadi air yang ada harus dihemat,” ujarnya.
Â
Doddy memprediksi pemadaman bergilir di Riau akibat kekurangan energi listrik ini bakal berlangsung hingga bulan Oktober.Â
Â
Â
(tempo.co)