BERTUAHPOS, SUMBAR -Â Produksi hasil pertanian masyarakat Bukittinggi, Propinsi Sumatera Barat, hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sebesar 23 parsen, sedangkan 77 parsen lagi datang dari daerah hinterland.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan kota Bukittinggi, Rafrizal, menjelaskan, dari total penduduk Bukittinggi 113.569 jiwa, sedangkan jumlah lahan pertanian sekitar 400 hektar dengan produksi 4041,30 ton/pertahun. ” Ini memang jauh lebih kurang untuk kebutuhan masyarakat.
Namun karena Bukittinggi memiliki infrastruktur seperti jalan, pasar dan fasilitas penunjang lainnya sehingga Bukittinggi salah satu daerah tujuan dari pasar khusus bahan kebutuhan pangan, sehingga di pastikan Bukittinggi belum pernah mengalami krisis pangan. Meskipun produksi khusus padi bisa memproduksi 4041,30 ton/tahun kebutuhan, dari pantauan kami dan survei yang kami lakukan dua kali dalam satu tahun, Bukittinggi tetap menjadi daerah sasaran untuk memasarkan bahan kebutuhan pangan di Sumatera Barat,” begitu dikatakan Rafrizal, kemarin.
Jelas Rafrizal, Kebutuhan pangan untuk karbohidrat, beras dan umbi umbian, protein hewani dan nabati, kebutuhan tersebut terpenuhi karena didukung infrastruktur mendukung kota menjadi pusat daerah hinterland. “Dari data pihak dinas terkait, dilihat tidak ada kasus gizi buruk terjadi di kota Bukittinggi, pasalnya indikasi kerawanan pangan dilihat dari gizi masyarakat,” sebutnya.Â
Â
Meskipun begitu Pemko Bukittinggi, tetap menganggarkan dana darurat pangan penanggulangan darurat pangan (PDRP), pertahunnya dianggarkan oleh propinsi. Sifatnya pemko dalam kebutuhan pangan memantau harga pangan di pasar. Sementara untuk kondisi pangan masyarakat dengan pola pangan harapan (PPH).
Â
Tambah Rafrizal, kebutuhan karbohidrat warga satu orang untuk beras 270 gram/hari/orang. Protein hewani 55 gram dan sayur dan buah 150 gram. “Kondisi rill hasil surve Maret 2013, telah dilakukan surve ke masyarakat untuk tinggkat gizi warga kota, karbohidrat, 2,5 gram umbi umbian, beras 300,5 gram. Protein hewani 77,1 gram dan sayuran 67 gram yang dikonsumsi warga Bukittinggi untuk satu orang,”ungkapnya. Â Â Â Hasilnya yang telah dicapai konsumsi gizi warga kota sesuai PPH 80,3 poin. Sedangkan, standar PPH nasional 100 poin.
Â
Untuk itu sebutnya, lebih memaksimalkan kerja untuk meningkatkan warga kota lebih gemar makam sayuran dan buah, agar mencapai anggka sesuai standar PPH nasional. “Saat ini Kantor Ketahanan Pangan giat kampanye ke dasa wisma agar memanfaatkan pekerangan menanam sayur untuk bisa dikonsumsi warga, bagai mana 67 gram tersebut bisa menjadi 150 gram/ hari asupan makan atau gizi dari protein nabati masing masing warga kota bisa terpenuhi. Sebab ini yang membuat kesehatan prima kita harus menkonsumsi sayur dan buah,”harapnya. (katik)
Â