BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Untuk terus menekan lajunya inflasi dari sektor pangan, Bank Indonesia Perwakilan Riau semakin fokus mengembangkan tanaman pangan berbasis syariah di negeri lancang kuning Riau.
Â
Hal ini dikatakan oleh Mahdi Muhammad Kepala Bank Indonesia Perwakilan Riau, Jumat (06/02/2015). Diungkapkannya, saat ini BI juga tengah melakukan riset dan melibatkan beberapa orang ahli dalam mengembangkan tanam pangan syariah.
Â
“Kita akan memperkenalkan tanaman pangan berbasis syariah. Karena kita melihat bebarapa tanaman komoditi pangan dalam ajaran agama memiliki kualitas yang sangat luar biasa,”ujarnya Jumat (06/02/2015).
Â
BI juga sudah lakukan studi dari beberapa referensi tentang beberapa tanaman pangan berbasis syariah. Dimana hasil komoditi pangan tersebut ternyata memiliki manfaat yang luar biasa banyak.
Â
“Nanti akan kita publikasikan hasil kajian kami. Dapat kami katakan diantara sekian banyak tannaman pangan yang dianjurkan adalah tanaman kurma dan zaitun,” sebutnya.
Â
Kurma bermanfaat karena sangat banyak mengandung karbohidrat, vitamin, serta protein yang sangat tinggi. Bahkan dari kajian, diasumsikan satu pohon kurma mampu untuk memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi satu orang.
Â
“Dan jika kita bandingkan dengan penduduk Riau yang lebih kurang 6 juta, maka hanya dengan 6 juta pohon kurma berarti sudah dapat mengatsi kebutuhan pangan masyarakat Riau,” katanya.
Â
Selain itu tananaman kurma juga sangat ekonomis, karena tidak perlu energi yang besar untuk mengolahnya. Bisa dikatakan memang tidak perlu diolah, tidak perku minyak goreng dan penyimpananya juga tidak perlu lemari pendingin.
Â
“Kami optimis mudah-mudahan rencana ini akan terwujud karena kita sudah lakukan uji coba di Thailand. Ditinjau dari iklimnya, Thailand sama dengan kita Indonesia yang memiliki iklim tropis,”terangnya.
Â
Sementara FAO bersama dengan Inggris, sekarang sedang mengembangkan besar- besaran tanaman kurma untuk memenuhi kecukupan pangan di India.
Â
Menurut Mahdi, selain itu umur dari pohon kurma lebih dari 100 tahun, yang menjadi faktor kendala bagi kita adalah karena belum terbiasa, sama halnya dengan pertama kali sawit dikenalkan di Riau dulunya.
Â
Sementara Edwar Yunus Kepala Dinas Pertanian Kota Pekanbaru mengatakan sangat mendukung program dari Bank Indonesia yang dalam mengembangkan tanaman pangan tersebut.
Â
“Kami Dinas Pertanian dan Bank Indonesia senantiasa bersinergi dalam pengembangan pertanian di kota Pekanbaru ini, dimana sebelumnya kita juga sudah bekerja sama dalam pengembangan tanaman hidroponik dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat, dan adanya tanaman pangan berbasis syariah merupakan hal yang positif bagi kita dan sangat cocok di negeri Melayu yang kental dengan agama,”sebutnya. (yogi)