BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Bursa Efek Indoensia (BEI) Pekanbaru akan mengejar para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Riau untuk mengejar target 5.000 investor tahun 2016 ini.
Kepala BEI Pekanbaru, Emon Sulaeman mengatakan, PT BEI saat ini tengah menyirin investor baru dikalangan PNS itu, untuk terlibat langsung dalam investasi saham. “Upaya ini kami lakukan dengan menjalin kerjasama dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan di Riau,” katanya, Rabu (13/01/2015).
Tugas berat BEI saat ini, adalah merubah pola fikir PNS di Riau yang lebih mempercayai asuransi untuk investasi. Padahal, selain membuat plan jangka panjang dengan pihak asuransi, PNS juga bisa memanfaatkan saham sebagai sarana investasi jangka panjang tersebut.
Dia menyebutkan bahwa kanal ini memang belum tergarap secara baik. Padahal potensi dan peluangnya sangat memungkinkan untuk dilakukan. Setelah sebelumnya, BEI Pekanbaru berhasil menggaet investor dari pihak guru yang mengajar di sekolah-sekolah di Pekanbaru. “Kami akan serius untuk menggarap itu di tahun ini,” sambungnya.
Untuk sementra ini, para PNS tergolong masyarakat yang memiliki tingkat kesejahteraan yang mapan dibanding golongan lain. Karena dalam indikator secara ekonomi para PNS memiliki pendapatan yang lebih diatas upah minimum. Salah satu program BEI yang ditawarkan ke PNS adalah Yuk Nabung Saham.
Dia juga menjelaskan untuk sementara ini, para PNS di Riau memberikan tanggapan positif terhadap program itu, sebab harga untuk PNS buka rekening cukup murah dan mudah.
Pihak Bursa Efek Indonesia di Pekanbaru berhasil berhasil menarik sebanyak 1.150 investor baru sepanjang tahun 2015 lalu. Pencapain itu tentu saja telah melampaui target 1000 investor. Total keseluruhan investor BEI di Riau saat ini sebanyak 6.413 investor.
Meski jumlah investor meningkat, transaksi saham justru mengalami penurunan pada 2015 dibanding 2014. BEI membukukan total transaksi mencapai rata-rataRp200 miliar per bulan. Sedangkan tahun sebelumnya, transaksi berada pada level Rp236 per bulan.”Transaksi turun karena benerapa hal. Diantaranya melemahnya perekonomian dunia dan lambatnya realisasi APBD,” tambahnya. (Melba)