BERTUAHPOS.COM (BPC) – Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Syihab mengusulkan agar sejarah pengkhianatan Partai Komunis Indonesia (PKI) kembali masuk ke dalam kurikulum pendidikan Indonesia dan materi sejarah Indonesia.
Hal tersebut diungkapkannya dalam acara Simposium Nasional Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain. Materi tentang pengkhianatan PKI, kata dia, penting untuk generasi muda yang cenderung belum mengetahuinya.
“Begitu masuk reformasi 1998 pelajaran tentang pengkhianatan PKI dihapuskan dari kurikulum pendidikan. Saya bertanya-tanya, siapa yang bisa menghapus materi pengkhianatan PKI dari kurikulum?” kata Rizieq di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Padahal, lanjut dia, sebelum era reformasi 1998, baik sejarah pengkhianatan PKI di Madiun 1948 maupun Gerakan 30 September PKI 1965 tercantum dalam kurikulum pendidikan. Rizieq menambahkan, kemunculan atribut-atribut PKI yang belakangan marak serta banyaknya anak muda yang bangga mengenakan atribut tersebut adalah contoh pendidikan pengkhianatan PKI tak diberikan kepada generasi muda saat ini.
“Jadi, jangan aneh kalau anak-anak kita tidak tahu PKI dan bangga pakai kaus palu arit karena ketidaktahuan mereka,” ujarnya.
Ia juga menyayangkan diberhentikannya tayangan film pengkhianatan PKI di TVRI. Padahal, tayangan tersebut, menurut dia, dapat menjadi informasi bagi masyarakat tentang kebiadaban PKI. (Baca: Siap Bantu TNI Berantas Komunis, FUI Minta Film G30S PKI Ditayangkan Lagi)
“Sayang setelah reformasi tidak ada satu pun stasiun televisi yang berani menayangkan. Ada apa? Siapa yang menguasai televisi sampai enggak berani menayangkan,” kata dia.
Dua poin tersebut, lanjut Rizieq, merupakan dua dari sekian banyak poin bukti kebangkitan PKI di Indonesia. “Ini indikasi kebangkitan PKI yang tidak terbantahkan. Omong kosong kalau ada yang mengatakan PKI tidak bangkit,” kata Rizieq.(kpc)