BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pertikaian soal ‘kudeta Demokrat’ memang belum usai. Apalagi setelah Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ‘turun gunung’ dalam sebuah video berdurasi sekitar 30 menit.
Ungkapan-ungkapan SBY yang dinilai ‘menyudutkan’ Moeldoko, membuat mantan Panglima TNI itu ikut membalas statement, setelah ‘diam’ saat isu ini memanas.
Menurut analis politik yang juga Direktur Riset Indonesian Presidential Studies (IPS) Arman Salam kondisi ini dianggap akan semakin memperburuk iklim politik Demokrat, dan posisi AHY akan kian tersudut.
“Sentimen negatif publik kepada AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) merupakan pukulan telak, bukan saja dari eksternal partai demokrat namun banyak tokoh-tokoh Parta Demokrat yang juga membuka suara,” ujarnya, seperti dikutip dari Okezone.com, Jumat, 26 Februari 2021.
Menurutnya, munculnya sejumlah tokoh yang pernah berada di PD makin menyudutkan posisi AHY dan sekaligus mengganggu legitimasinya sebagai Ketua Umum PD.
Sehingga, SBY selaku ‘pini sepuh’ partai sekaligus orang tua AHY ‘gerah’ terhadap apa yang terjadi pada sang putra. Hal itu diisyaratkan dari pernyataan SBY melalui video berdurasi sekitar 30 menit itu.
“SBY ingin menyampaikan kepada publik kalau apa yang disampaikan AHY benar dan bukan hanya skema lucu lucuan. Hal itu juga memberikan siynal kepada Moeldoko bahwa ‘aku lawanmu bukan AHY kalau kamu mau ambil PD’, dia menganalisa.
“Disisi lain Moeldoko pun menjawab dengan pernyataan ‘kalau aku mau, aku bisa saja lawan kamu dan aku akan menang’ sesuai yang diyakini Moeldoko,” imbuh analis politik lulusan kebijakan publik Universitas Indonesia itu.
Dia menambahkan, dari ‘irama berbalas pantun’ ini dapat dilihat mungkin akan mengarah pada ‘tindakan’, “apakah itu akan dilakukan Moeldoko? nampaknya masih ditimang-timang dulu, bisa saja masih mengukur seberapa besar kans Moeldoko jika ikut bertarung di 2024 nanti. Jangan sampai energi terbuang sia-sia karena Moeldoko sendiri sudah terlanjut dituding orang yang akan untuk merebut PD dari tangan AHY,” jelasnya.
Untuk itu, Arman menyarankan kepada Moeldoko atau tokoh lain yang ingin bertarung di 2024 agar melakukan pemetaan politik dan kemudian memutuskan segera mencari perahu politik menuju 2024.
“Siapapun bisa menang tergantung dari strategi pertarungan karena Pilpres sekarang adalah ranah tak bertuan, belum ada matahari tunggal. Siapa cepat dia dapat siapa tepat dia menang,” katanya. (bpc2)