BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Jatuhnya harga Tandan Buah Segar atau TBS Riau pada periode ini, diyakini belum bisa menjamin akan memberikan pengaruh terhadap inflasi di Riau.
Menurut Asisten Direktur Bank Indonesia Cantor Cabang Perwakilan Riau, Ahmad Subarkah, turunnya harga TBS untuk petani swadaya masih belum terlalu memberikan pengaruh besar terhadap keadaan perekonomian di Riau.
“Kita bisa kalkuliasikan dulu, seberapa besar kebun sawit masyarakat yang terkelola secara swadaya. Sedangkan masyarakat yang tergabung dalam plasma, juga banyak,” katanya kepada bertuahpos.com, Rabu (12/08/2015).
Terjadinya inflasi di Riau disebabkan banyak faktor, tidak hanya rendahnya harga sawit, dimana sebagian besar masyarakat Riau banyak menggantungkan perekonomiannya pada perkebunan sawit tapi juga dipengaruhi oleh harga sembako, cabe, dan kebutuhan hidup lainnya.
Dia menambahkan, dalam catatan Badan Pusat Statistik atau BPS Riau, bahwa provisi ini memang salah satu wilayah penyumbang Crude Palm Oil atau CPO terbesar untuk dikirim ke negara-negara asing.
Selama periode Januari hingga Juli 2015 BPS mencatat ekspor terbesar masih dikuasai minyak nabati. Yakni sebesar USD 3,68 miliar atau 65 persen, dibanding produk-produk non migas lain.
“Daya beli masyarakat saya rasa juga masih tinggi. Karena untuk di Riau, masyarakat juga banyak yang berpofesi sebagai pegawai dan pedagang,” sambungnya.
Melihat kondisi ini, Ahmad Subarkah menyatakan bahwa Bank Indonesia belum bisa memprediksi bagaimana pertumbuhan perekonomian di Riau menjalang akhir tahun nanti. (Melba)