BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Gubernur Riau Syamsuar mewanti-wanti bencana asap yang berpotensi terjadi tahun politik—akibat Karhutla di Riau.
Dari data yang dirangkum, seluruh kabupaten kota di Provinsi Riau sudah mencatatkan kasus Karhutla di tahun 2023, dengan total luas lahan terbakar 821.08 hektar.
“Dari data yang ada, semua kabupaten kota yang ada di Riau sudah merasakan kebakaran hutan dan lahan,” kata Syamsuar di Pekanbaru.
Syamsuar menekankan bahwa bencana asap di Riau akibat Karhutla, harus menjadi perhatian bersama. Namun, dia mengeklaim bahwa kondisi Karhutla saat ini cukup terkendali.
Adapun hal yang paling penting untuk dicermati, saat ini sudah masuk tahun politik, Syamsuar tak ingin bencana asap malah mengganggu pelaksanaan Pemilu 2024.
Dari catatan Bertuahpos.com, terakhir kali Riau dirundung kabut asap pada tahun 2019—awal-awal Syamsuar dan Edy Natar menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Riau.
“Di tahun 2020, tak ada lagi bencana asap di Riau sampai sekarang. Kerja sama seperti ini harus dipertahankan,” tuturnya.
Syamsuar menegaskan, saat ini Karhutla harus tetap menjadi prioritas dalam penanganannya. Tidak cukup hanya dengan memberi penyuluhan, melainkan masyarakat harus disadarkan untuk tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar.
Menurutnya, semua elemen masyarakat sudah mengetahui bahwa Karhutla memberi multi efek yang luar biasa.
Selain berdampak buruk terhadap lingkungan Karhutla juga berdampak pada sektor kesehatan, ekonomi, pendidikan, hingga sosial kemasyarakatan.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2023, 12 kabupaten kota di Riau sudah terjadi Karhutla dengan data luasan lahan terbakar berbeda-beda.
Seperti di Kabupaten Bengkalis lahan terbakar mencapai 37.48 Hektar, Dumai 100,57 Hektar, Indragiri Hilir 47,57 hektar, Indragiri Hulu 24,80 hektar.
Lalu, Kampar dengan dengan luas yang terbakar 46,99 hektar, Meranti 12,75 hektar, Kuansing 2 hektar, Pelalawan 37.18 hektar, Rokan Hilir 135.5 hektar, Rokan Hulu 35,5 hektar, Siak 22,35 hektar dan Pekanbaru 18,5 hektar.***