BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Museum Sang Nila Utama, yang berada di Pusat Kota Pekanbaru, tepatnya di jalan Jendral Sudirman setiap harinya ramai pengunjung. Endrizal selaku Koordinator Pembimbing Museum mengatakan jumlah pengunjung yang datang ke museum dalam satu bulan mencapai 3.250 orang lebih.
“Banyak pengunjung tercatat dalam satu bulan itu bisa mencapai 3.250 orang pengunjunglah yang datang, dari anak kecil sampai orang dewasa. Ada anak Paud,Tk,SD,SMP, SMA, Mahasiswa dan para lansia ikut berkunjung ke Museum ini”, ungkap Endrizal.
Tidak hanya dari Pekanbaru, pengunjung yang datang ke museum ini banyak juga yang berasal dari berbagai daerah di luar Pekanbaru.
Salah satu kelompok pelajar yang berkunjung ke museum ini adalah dari SD Sabilujannah Kampar. Mereka melakukan kunjungan ke Museum Sang Nila Utama selama 90 menit yang diikuti oleh 49 siswa dan siswi serta 3 orang Guru pendamping. Tempat peninggalan sejarah ini, dijadikan para siswa dan siswi sebagai tempat untuk menambah ilmu pengetahuan sejarah, dan menambah rasa cinta tanah air terhadap perjuangan para pahlawan.
“Kami sangat senang, karena banyak sekali peninggalan sejarah yang bisa kami lihat dan pelajari, mulai dari pakaian zaman dahulu hingga binatang zaman dahulu yang bangkainya diawetkan”, ungkap Adinda salah satu siswi SD Sabilujannah Kampar kepada bertuahpos.com, Rabu (8/2/2017).
Eliana salah satu Guru Pembimbing SD Sabilujanah mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan luar kelas yang biasa mereka lakukan untuk memperluas pengetahuan siswa.
“Banyak tempat yang sudah dikunjungi seperti Museum, Perpustakaan, LP, Kebun, Taman, dan banyak lagi. Setelah melakukan kunjungan ini siswa akan membuat laporan secara tertulis atas kunjungan yang dilakukan.” terangnya.
Lanjut, Eliana menambahkan museum merupakan salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi, karena siswa dapat memperoleh banyak pengetahuan tentang sejarah sambil bermain.
“Sebenarnya banyak yang menarik sih dari koleksi barang-barang antik di sini, mulai dari meriam tempo dulu, gasing, bola takraw ukuran jumbo, peralatan masak tempo dulu, alat-alat penangkap ikan, keris dan banyak lagi, jadi kami membawa mereka kesini supaya mereka lebih tahu dan mengenal peninggalan sejarah, istilahnya bisa bermain sambil belajar,” tambahnya.
Penulis : Chaca