BERTUAHPOS.COM — Harga kelapa di pasar domestik mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa waktu terakhir, disertai kelangkaan pasokan. Menurut pakar agribisnis dari IPB University, Prof Amzul Rifin, fenomena ini dipicu oleh meningkatnya permintaan ekspor minyak kelapa ke pasar internasional.
Amzul mengatakan meskipun nilai ekspor minyak kelapa naik tajam, volume ekspor justru menurun. Hal ini menunjukkan bahwa harga minyak kelapa dunia mengalami kenaikan drastis pada 2025, sehingga mendorong pelaku usaha lebih memilih mengekspor ketimbang menjual ke pasar lokal.
“Kelangkaan ini bukan karena penurunan produksi, melainkan akibat meningkatnya permintaan luar negeri. Dengan harga dunia yang tinggi, ekspor menjadi jauh lebih menguntungkan dibanding menjual di pasar dalam negeri,” jelasnya, sebagaimana dilansir dari laman resmi IPB University, Kamis, 27 Maret 2025.
Data menunjukkan bahwa produksi kelapa Indonesia pada tahun 2024 mencapai 2,89 juta ton, dengan 98% di antaranya berasal dari petani rakyat. Sebagian besar hasil produksi ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan juga ekspor, terutama dalam bentuk minyak kelapa, baik yang masih mentah maupun setengah jadi.
Pada 2022, sekitar 67% ekspor kelapa Indonesia terdiri dari minyak kelapa. Tren permintaan global yang terus meningkat menyebabkan lebih banyak kelapa diolah untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Akibatnya, pasokan kelapa di dalam negeri menyusut, memicu kelangkaan dan kenaikan harga.
Untuk mengatasi persoalan ini, Prof Amzul menekankan perlunya strategi jangka panjang guna menjaga kestabilan pasokan dan harga. “Kunci utamanya adalah meningkatkan produktivitas dan memperluas area tanam kelapa,” ujarnya.
Namun demikian, upaya ini dihadapkan pada tantangan tersendiri, salah satunya adalah persaingan dengan tanaman kelapa sawit, yang dianggap lebih menguntungkan secara ekonomi bagi petani.
Agar petani kembali tertarik menanam kelapa, Prof Amzul menyarankan peningkatan nilai ekonomi kelapa dan produk turunannya. Dengan demikian, pendapatan petani bisa meningkat dan keberlanjutan produksi kelapa di Indonesia dapat terjaga.
Amzul menegaskan bahwa kelapa memiliki potensi besar dalam industri pangan dan ekspor. Namun, dukungan kebijakan dan insentif bagi petani menjadi kunci penting dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan pasar global dan stabilitas pasar domestik.***