BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kasus positif COVID-19 di Provinsi Riau meningkat tajam pada Senin, 22 Juni 2020). Dalam sehari terjadi penambahan sebanyak 24 kasus positif yang tersebar di 7 Kab/Kota.
Sebanyak 24 pasien tersebut merupakan warga kota Pekanbaru, Dumai, Kuantan Singingi, Rokan Hulu, Bengkalis, Kampar dan Indragiri Hilir. Hingga hari ini sudah 166 Kasus positif corona di Riau. Hal ini membuat banyak pihak menyayangkan kenapa itu bisa terjadi. Salah satunya Lembaga Pijar Melayu.
Direktur Eksekutif Pijar Melayu Rocky Ramadani menyampaikan rasa prihatin atas lonjakan tajam jumlah pasien positif di Provinsi Riau. Hal ini sebenarnya bisa diminimalisir bila semua pemangku kepentingan melakukan antisipasi melalui upaya sosialisasi new normal dan pelaksanaan protokolnya yang telah dirilis Kementerian Kesehatan.
Di sisi lain, Rocky menghawatirkan kesalahpahaman dan ketidakpedulian masyarakat dalam mematuhi protokoler kesehatan. Padahal tiga pondasi pentingnya tidaklah sulit dilakukan melalui sering mencuci tangan, menggunakan masker serta menjaga jarak. Karenanya diperlukan kedisiplinan tinggi di tengah masyarakat agar bumi Melayu Riau tidak menjadi episentrum baru penyebaran virus Corona.
Semenjak konsep new normal diterapkan, pasien positif corona terus bertambah. Kemarin kita dikagetkan dengan temuan cluster baru di salah satu Bank BUMN (BRI) di Pekanbaru. Hal ini dimulai oleh DH, karyawan BUMN perbankan yang pertama positif.
Sejak awal sudah dinyatakan hasil rapid tes nya reaktif. Dan setelah dilakukan swab massal untuk karyawan Bank BRI kembali bertambah 7 Orang yang positif pada akhir pekan lalu
“Kenaikannya cukup signifikan dan ini perlu perhatian serius semua pihak yang berkepentingan. Perlu dicatat, fasilitas kesehatan di Riau tidak sebaik DKI Jakarta dan Jawa Timur misalnya, sehingga jika pandemi ini meluas, penanganannya bakal jauh lebih sulit,” ujar Rocky.
Kata Rocky, Pijar Melayu sebagai kelompok kajian strategis, menilai bahwa lonjakan yang begitu drastis terhadap pasien positif di Riau pascapenerapan New Normal karena minimnya sosialiasi pada masyarakat dan minimnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokoler kesehatan.
“Pijar Melayu akan melakukan kegiatan dalam waktu dekat dengan mengajak seluruh simpul sivil society baik itu pemuka adat, tokoh pemudaan, organisasi pedagang pasar, organisasi pekerja dan seluruh kelembagaan yang ada di Bumi Melayu Riau untuk urun rembuk menyikapi persoalan tersebut,” uangkapnya. (rilis)