BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Air gambut di Riau tampak hitam dan juga kotor.
Air gambut di Riau juga sudah banyak yang tercemar. Baik oleh kegiatan masyarakat biasa, ataupun tercemar oleh limbah industri perkebunan.
“Sekarang sudah tercemar. Kalau dulu, lain,” ujar Kepala Dusun II Kampung Penyengat, Siak, Anji Mardiator saat berbincang dengan bertuahpos.com beberapa waktu lalu.
Diceritakan Anji, dulunya, tanah gambut di kampungnya memiliki air yang sehat. Warnanya memang hitam, namun bukan karena kotor dan tercemar.
“Dulu air di kampung kami ini sehat. Air ini kan dari gambut, air akar paling murni,” kata dia.
Namun, kini, air di Kampung Penyengat tak bisa lagi dikonsumsi. Pencemaran telah mengubah segalanya.
“Dengan kondisi tercemar seperti ini, tidak bisa lagi di konsumsi,” kata Anji.
Dalam pantauan bertuahpos.com, air di Kampung Penyengat di beberapa kampung disekitarnya memang tampak kehitaman.
Anji sendiri menyebutkan air tersebut memang masih tampak hitam alami, namun sebenarnya sudah tak sehat lagi.
Derajat Keasaman Tinggi
Sementara itu, periset pada Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ignatius DA Sutapa menyebutkan derajat keasaman (pH) pada air di lahan gambut itu tinggi.
PH air dari lahan gambut menurut Igantius berada di angka 2,7 hingga 4. Adapun pH yang netral adalah 7.
Selain itu, warna hitamnya ternyata mengandung senyawa organik yang bernama trihalometan. Senyawa ini bersifat karsinogenik, atau menjadi pemicu munculnya kanker.
Ignatius mengatakan, sebelum dikonsumsi, air yang berasal dari lahan harus diolah terlebih dahulu hingga layak minum. (bpc4)