BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Tak ada yang tahu pasti kapan Rusydiyah Club dilahirkan. Hanya banyak perkiraan mencuat sebagai penguat kalau organisasi ini benar ada dan sangat ditakuti oleh pemerintah Belanda di Tanjungpinang. Beberapa referensi yang ditelusuri, kecenderungan hanya sebuah berkiraan keberadaan organisasi ini dan menduga mereka pernah eksis pada tahun 1800-an.
Lalu mengapa ada Rusydiyah Club? Apa makna yang terkandung dalam nama Rusydiyah Club, sepintas nama ini seperti nama seorang perempuan? Lalu mengapa kelompok cendikiawan ini menjadi organisasi politik yang begitu masif?Â
Ahmad Dahlan, dalan bukunya berjudul: Sejarah Melayu juga berusaha melakukan penelusuran jejak-jejak keberadaan kelompok organisasi Rusydiyah Club. Nama organisasi ini berasal dari gabungan 2 kata dalam dua bahasa. “Rusydiyah” atau “Roesidijah” dari bahasa Arab: cerdik-cendikia. Sedangkan “club” bermakna: perkumpulan atau perhimpunan, berasal dari belanda yang mencerminkan anggota perkumpulan ini berhaluan maju dan terbuka.
“Apalagi ketika itu, Pulau Penyengat menjadi sentrum perkumpulan ini letaknya, menurut bahasa Dahlan, hanya sepandang mata dari Tanjungpinang sebagai pusat pemerintahan Belanda di Riau,” kata Abu Hassan Sham dalam bukunya: Kelab Rusydiyah, Sebuah Perkumpulan Cendikiawan Melayu Riau, yang diterbitkan tahun 1979.
Abu Hassan menuturkan penggunaan bahasa Arab dalam kata tersebut jelas karena pengaruh bahasan ini sangat kuat dalam kehidupan kaum intelektual di kerajaan Riau-Lingga. Bahasa Arab menjadi bahasa nomor 2 penting setelah bahasa Melayu. Apalagi sebagian besar orang-orang di dalam organisasi ini fasih bahasa Arab.
“Hingga kini, belum ditemukan bahan sumber yang dapat menjelaskan dengan pasti kapan Rusydiyah Club didirikan,” tulisnya dalam buku itu.
Namun menjadi menarik untuk ditelisik lebih jauh, jika melihat dari komposisi keanggotaannya yang terdiri tokoh-tokoh terkenal seperti Raja Ali Kelana, Raja Khalid Hitam, Raja Haji Muhammad Tahir Said Syekh al-Hadi, kata Abu Hassan, diperkirakan perkumpulan ini didirikan pada akhir abad ke 19, atau sekitar tahun 1980-an.
Asosiasi Profesor, Timothy P Bernard pernah menulis sebuah jurnal dengan judul: Taman Pengiburan, Entertaiment and the Riau Elite in the Late 19th Century, yang diterbitkan tahun 1994. Di situ Bernard juga memperkirakan perkumpulan Rusydiyah Club eksis kurang lebih selama 10 tahun, sejak 1895-1905. Namun aktivitas para anggota perkumpulan ini masih terlihat hingga menjelang tahun 1913.
“Dari perkumpulan para cendikiawan organisasi ini berubah menjadi perkumpulan politik yang menentang kolonialisme. Ini sebuah corak pergerakan nasionalisme lokal dan perlawanan anti-kolonial awal yang sangat terorganisir,” sebut Ahmad Dahlan dalam tulisannya.Â
Baca:Â Edisi Khusus HUT RI 73 (Bagian 1): Mengenal Rusydiyah Club
Dia menjelaskan, sejak awal abad 20 Rusydiyah Club sudah mulai mengawasi secara kritis langkah-langkah politik yang dibuat oleh Residen Riau, dan membuat berbagai siasat guna memicu kemarahan dan sengaja merisaukan pemerintah Belanda di Tanjungpinang.Â
Rusydiyah Club, menurut pemikiran Dahlan, sudah sepatutnya dicatat sebagai sebuah organisasi modern tertua di Indonesia, jika dilihat dari bentuk organisasi ini, susunan kepengurusannya sudah sangat terstruktur secara rapi, layaknya sebuah organisasi modern.Â
Bahkan awal abad ke 20, tokoh-tokoh terkemuka organisasi ini menjadi penggerak utama dalam perlawanan terhadap politik kolonial di Kerajaan Riau-Lingga. Pemerintah Belanda menyebut kelompok mereka dengan sebutan verzet perty, sebuah kelompok atau partai pemberontak (perlawanan). Dengan tokoh utamanya adalah gabungan orang-orang penting di perkumpulan ini, seperti Raja Ali Kelana, Raja Muhammad Tahir, Raja Khalid Hitam, Raja Abdurrahman Kecik dan Tengku Besar atau calon Sultan Kerajaan Riau-Lingga.Â
“Sejak itu pula mereka para anggota Rusydiyah Club sudah telah mengawasi secara kritis langkah-langkah politik yang dibuat oleh Residen Riau, dan membuat berbagai siasat yang memicu kemarahan pemerintah Hindia-Belanda,” sambungnya. (bpc3)
Bersambung ke bagian 3…