BERTUAHPOS.COM — Pemerintah Prancis memerintahkan kepada aparat keamanan untuk tingkatkan pengamanan dan kewaspadaan di tempat ibadah muslim di negara itu, saat Ramadhan 1442 H.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan, pemerintah sejak awal mengecam keras aksi perusakan di sebuah pusat studi Islam, yang disebutnya sebagai sebuah tindakan yang “tidak dapat diterima.”
Dalam kunjungannya ke Pusat Kebudayaan Islam Avicenna di kota Rennes, dia mengungkapkan bahwa kebebasan beragama di Prancis adalah sebuah kebebasan fundamental, sebagaimana dilansir dari Anadolu, dilihat Bertuahpos,com, Selasa, 13 April 2021.
Sebelumnya Pusat Kebudayaan Islam Avicenna dicoret-coret grafiti anti-Muslim oleh pihak tak bertanggung jawab. Peristiwa terjadi menjelang masuknya bulan suci Ramadhan.
Dewan Muslim Prancis (CFCM) mengatakan bahwa insiden di Rennes terjadi dua hari usai serangan pembakaran di masjid Arrahma di Nantes.
Sebelum itu juga ada ancaman pembunuhan terhadap jurnalis Muslim bernama Nadiya Lazzouni.
Belakangan ini, tindakan anti-Muslim meningkat di Prancis, di tengah perdebatan seputar RUU yang mengkonsolidasikan prinsip-prinsip Republik tanpa pandang bulu yang menargetkan komunitas Muslim.
Dalam sebuah pernyataan, CFCM mengatakan perdebatan itu sayangnya telah menjadi forum bagi para pelaku kebencian dari semua lapisan. Dewan itu menambahkan bahwa slogan-slogan. (bpc2)