BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Peluang investasi selalu terbuka lebar dengan hadirnya ragam instrumen investasi yang tentunya memberi kemudahan bagi investor di bursa saham.
Di tengah wabah corona seperti ini, memang ada banyak orang merasa takut untuk berinvestasi di saham karena tidak adanya kepastian, belum lagi indeks bursa yang bergerak fluktuatif seperti “gugusan bukit dan lembah.” Tapi juga perlu disadari bahwa tidak selamanya kondisi seperti ini akan dihadapi.
Nah, produk-produk investasi dibursa juga sudah banyak disesuaikan dalam rangka memudahkan, serta memberi rasa nyaman dan aman untuk para investor. Salah satu instrumen investasinya, yakni Exchange Traded Fund (ETF).
ETF itu merupakan kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya dicatat dan diperdagangkan di bursa efek, sama persis seperti saham.
“ETF akan memungkinkan bagi investor untuk membeli saham dalam jumlah banyak dengan sekali beli. Karena saham-saham emiten telah dikumpulkan dalam satu wadah seperti reksa dana,” kata Nugroho Gatot Prasetyo, dari Indo Premier Sekuritas, Pekanbaru.
Jadi sederhanya, ETF sama dengan paket saham yang diperdagangkan di bursa dengan harga yang real-time karena pergerakan harganya mengikuti harga pasar.
Apa Saja Keunggulan dan Kelemahan ETF?
Kata Nugie, ETF punya beberapa keunggulan. Pertama, lebih efisien, karena jual-belinya sama dengan jual-beli saham di bursa. Kedua, transparan, sebab calon investor bisa mengakses portofolio setiap perusahaan (emiten) yang dikumpul dan dalam ETF.
“Jadi kita bisa melihat langsung perusahaan-perusahaan apa saja yang dikumpulkan dalam satu wadah, sebelum kita memutuskan untuk membeli. Bahkan secara lengkap bobotnya juga bisa langsung diketahui oleh calon investor,” tambahnya.
Keunggulan lainnya, ETF lebih fleksibel, karena bisa dibeli dengan harga rendah. ETF sangat cocok untuk investor yang tidak suka dengan risiko tinggi, punya uang terbatas tapi ingin punya banyak saham. Karena sifatnya seperti mengumpulkan saham-saham dalam satu “keranjang”, jika ada satu saham yang mengalami penurunan harga cukup signifikan, maka masih bisa ditopang dengan saham-saham lainnya..
Kelemahannya, ETF tetap rawan terhadap fluktuasi harga saham, karena faktor ekonomi makro seperti suku bunga dan nilai tukar ETF juga dipengaruhi. Termasuklah kondisi (stabilitas) politik.
Selain itu, investor tidak dapat memilih saham yang bisa dikoleksi dalam ETF, tetapi hanya yang berada dalam indeks ETF. Termasuk, kita sebagai investor tidak dapat menentukan pada harga yang diinginkan.
Bagaimana transaksinya?
Nugie menjelaskan, transaksi jual beli ETF dapat dilakukan dengan dua cara, yakni melalui pasar primer dan sekunder. Pada pasar primer, pemodal membeli dan menjual kembali unit penyertaan ETF kepada Manajer Investasi (MI) dalam satuan unit kreasi. Satu unit kreasi setara dengan 100.000 unit penyertaan. Mekanisme tersebut berlaku untuk transaksi yang nominalnya besar.
Sebaliknya pada pasar sekunder, investor dapat membeli dan menjual unit penyertaan ETF dalam satuan lot. 1 lot setara dengan 100 unit penyertaan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Transaksi ini dikhususkan kepada investor ritel yang nilai transaksinya relatif lebih kecil.
Dengan kata lain, investor membeli ETF tidak dari MI akan tetapi dari investor lain yang memiliki ETF pada harga dan jumlah yang disepakati. Perlu diketahui, terdapat kelemahan dari mekanisme jual beli di pasar sekunder yaitu jika tidak ada permintaan dan penawaran yang sesuai, maka transaksi tidak akan terjadi.
Recomended untuk Investor Pemula
Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Riau, Emon Sulaeman mengatakan, terhitung Januari 2020, setidaknya sudah ada sekitar 40 produk ETF di bursa Indonesia. “ETF di kita berada pada urutan ke-7, di bawah Singapura, dengan total dana kelola atau AUM asset under management,” katanya.
Baik BEI dan Indo Premier Securitas sangat merekomendasikan ETF untuk investor pemula, terutama investor yang ingin minim risiko. Pastinya instrumen investasi ini jauh lebih lebih aman dan nyaman. (bpc3)