BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Siapa yang tidak kenal dengan Thomas Alva Edison? Di buku pelajaran fisika di sekolah, kita sudah disuguhkan bahwa dialah penemu lampu pijar. Bagaimana si Al bisa cerdas? Padahal sejak kecil dia sangat ‘menjengkelkan’.
Sedari kecil Al, sudah banyak bikin masalah. Namun bukan karena dia punya masalah fisik dan kejiwaan, tapi karena Al selalu mempertanyakan segala hal.
Al, lahir di Milan, Ohio Amerika Serikat tahun 1847, dengan nama lengkap Thomas Alva Edison. Satu kali, Al kecil hilang di tengah malam. Ayah dan ibunya kalang kabut mencari Al yang ternyata ‘menginap’ di kandang ayam.
“Ssst,… aku sedang mengerami telur. Aku juga mau mengerami telur menjadi anak ayam,” kata Al datar.
“Aku hanya ingin mengamati api!” ungkap Al saat ia memainkan korek api ayahnya yang membuat gudang kayu mereka terbakar.
Di sekolah, dia selalu asyik menggambar sampai tak memperdulikan gurunya. Tingkagnya itu membuat dirinya dianggap idiot dan selalu diejek teman-temannya.
Tingkah Al yang beda dari anak seumurnya membuat ia diberhentikan dari sekolah formal. Al pun home schooling bersama ibunya.
“Anda tidak khawatir putra Anda berhenti sekolah, lalu bagaimaa Anda mengajarkan Al?”, tanya seorang tetangganya.
“Saya tidak akan melewatkan begitu saja pertanyaan Al yang aneh dan membingungkan. Saya selalu berfikir bersamanya dan berbagi pendapat untuk mencari jawaban. Saya juga membiarkan dia untuk membaca buku agar daya imajinasinya berkembang.“
Itulah jalan awal Al terobsesi berbagai bidang ilmu. Hingga usia 9 tahun dia tertarik buku-buku Ilmu alam praktis. Dibaca dan dipraktekkannya. Sampai melakukan hal-hal di luar akal sehat.
Maka tahun 1862, dia mulai tertarik telegraf, bekerja sebagai operator telegraf di Stratford Ontario, hingga dia mendirikan perusahaan telegraf sendiri, sembari melakukan percobaan-percobaan lainnya.
Sampai satu kali, Thomas Alva Edison membaca karangan Michael Faraday asal Inggris (1791-1867) tentang kimia listrik dan elektromagnetik.
Al membuat beberapa penemuan ilmiah berkaitan dengan listrik, sebut saja telepon karbon tahun 1877, hingga tanggal 31 Desmber 1879, dia membuat sejarah besar dengan menemukan lampu pijar.
Sekelumit kisah Thomas Alva Edison itu diceritakan kembali dalam buku Why? People karangan Jisun Kim dan Doowoon sebagai penulis dan komikus asal Korea, yang diterbitkan Elekmedia Komputindo Kompas Media Group Jakarta tahun 2016 lalu.
“Komik hadir di tengah-tengah masyarakat sebagi kritik sosial. Orang-orang yang memanggap komik adalah bacahan sampah, adalah persepsi yang salah besar. Dari komik, siswa bisa belajar,” kata Dr Musnar Indra Daulay, dosen Ilmu Sejarah Universitas Pahlawan Kampar kepada Bertuahpos.com.
Dia mengatakan, ada banyak pengetahuan dan nilai-nilai penting yang disampaikan melalui komik. Orang-orang hebat di dunia, seperti Rasulullah SAW, penemu-penemh hebat, dan kisah dari pengalaman berharga sebuah perjalanan hidup juga bisa disuguhkan dalam bentuk komik, dan bisa dikonsumsi oleh anak-anak. (bpc5)