Pria bertubuh agak gempal ini bernama Dhany Pratama, seorang illustory asal Pekanbaru, Riau, namun karya-karya komik digitalnya sering dibagikan oleh 9GAG dan situs-situs luar negeri lainnya.
Kegemarannya pada dunia komik yang sudah berlangsung sejak kecil, menghantarkan Bang Dhan—begitu dia disapa—menjadi mahir dalam pembuatan Komik #ILLUSTORY, salah satu karya populer di media sosial Medsos.
Perjalanan Bang Dhan hingga menjadi seperti sekarang memang bukan sebuah hal yang instan. Awalnya, hobi membaca komik, “Di waktu kecil. Terus berlanjut, saat sekolah jadi kartunis untuk mading (Majalah Dinding). Di tahun, 2012 mulai fokus di komik, sampai sekarang,” sebutnya.
Memang tak ada yang menyangka bahwa karya-karya illustory serta comic strip-nya ternyata disambut hangat oleh publik. Bahkan Bang Dhan sendiri tidak terpikir hingga ke situ.
Namun faktanya, karya-karyanya itu berhasil diterima oleh pasar regional, domestik, bahkan go international. Terbukti, ada banyak ulasan di media asing tentang buah kreatifitasnya itu.
Hal ini, tentu saja membuatnya semakin dikenal dalam jejak digital. Akun Instagramnya @dhanypratama kini sudah lebih 107 ribu pengikut. Sebuah terobosan yang tak pernah disangka-sangka.
Bang Dhan memanfaatkan fenomena dan isu-isu hangat sebagai ide untuk komiknya. Awalnya, dia hanya membuat cerita berupa comic strip tentang kegiatan sehari-hari yang pernah dialami. Seperti illustory tentang ‘Gabut Masa Kecil’, atau main mobil-mobilan di bawah mesin jahit.
Cerita-cerita yang dia buat, ternyata berhasil mencuri perhatian banyak orang, terutama untuk bernostalgia dengan masa kecil mereka.
Apa yang dibuat Bang Dhan ternyaa tidak cuma dialami oleh orang-orang di Indonesia, orang di Amerika, Eropa, dan belahan dunia lain, ternyata juga melakukan hal serupa di masa kecil mereka.
“Persis, mereka mengalami apa yang aku alami sewaktu kecil dulu,” ujarnya. “Apresiasi itu yang buat aku semangat,” sebut Alumni UIN Suska Riau ini.
Bang Dhan beberapa kali ikut dalam berbagai pameran dan mengisi berbagai workshop kreatif. Dirinya juga mendirikan studio kreatif #ILLUSTORY. Dan sejumlah karya juga dijadikan aset digital Non-Fungible Token (NFT).
Baginya, tantangan sebagai seorang kartunis di Riau yaitu ketersediaan peluang. “Karena kalau talent di Riau dan Pekanbaru, khususnya kualitas, kita mirip dengan di luar Sumatera.”
“Hanya saja market jasa visual art di Pekanbaru masih sedikit. Maka itu kalau mau konsisten dan serius di jalur komik harus pandai melihat peluang, karena pasar di luar apalagi sejak zaman internet ini sangat terbuka lebar,” ucapnya.
Dari komik, tak hanya sebagai tempat penyaluran hobi. Baginya, komik sudah mendatangkan finansial. Dia yang 100% bekerja di dunia komik dan kartun, membuktikan bahwa bidang ini cukup menjanjikan sebagai penghasilan.
“Memang dalam bekerja komikus kartun kita butuh link, kita harus mencari pasar di luar. Jadi tergantung kita, tetap pengen disitu saja atau besar,” sebutnya.
Secara bisnis untuk dunia kartun atau komik dan visual art lainnya masih terbuka lebar. Komik dan kartun bisa dijadikan sarana media campaign, materi sosialisasi, dan sebagainya.
“Peminatnya masih banyak, dan pasarnya akan terus tumbuh,” katanya.
“Konsisten berkarya itu perlu. Dan ambil peluang yang ada. Dan kita juga punya ciri khas, contohnya karya illustory yang kini menjadi branding Bang Dhan,” sebutnya.***