BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Gubernur Riau Syamsuar mengaku belum menjalin komunikasi dengan pihak PLN terhadap protes warga soal membengkaknya kenaikan tarif listrik yang dikeluhkan masyarakat. Namun dia memastikan bahwa koordinasi dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau tetap dilakukan.
“Kalau penjelasan yang saya terima dari ESDM, kenaikan tarif listrik itu karena memang warga lebih banyak berdiam diri di rumah saat pandemi COVID-19,” kata Syamsuar kepada media di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Riau, Senin, 08 Juni 2020
Menurut Syamsuar penjelasan itu logis. Terutama pada saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Riau diberlakukan. Keterbatasan gerak masyarakat terutama mereka yang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja, pastilah akan menggunakan listrik lebih besar dari biasanya. Namun demikian terhadap keluarhan masyarakat tetap harus ditindaklanjuti dan diprioritaskan. “Jadi kalau komunikasi langsung dengan pihak PLN nya (saya) belum,” jelasnya.
Anggota Komisi IV DPRD Riau, Nurzafri mempertanyakan naiknya tagihan listrik PLN yang banyak dikeluhkan masyarakat. Salah satu yang disoroti Nurzafri adalah naiknya tagihan listrik di rumah kosong. Padahal, rumah tersebut tak dihuni, dan tak ada peralatan elektronik yang digunakan.
“Mengapa rumah kosong juga naik tagihannya? Harusnya kan cuma kena biaya amondemen (langganan) saja,” semprot Nurzafri saat rapat dengar pendapat bersama PLN Wilayah Riau Kepri, Senin 8 Juni 2020.
Sebelumnya, warga di Pekanbaru Protes Tagihan Listrikramai-ramai memprotes soal tagiahan listrik yang membengkak, bahkan hingga Rp1 juta lebih. Antrean panjang masyarakat yang protes terlihat di Rayon PLN Panam, Pekanbaru pada akhir pekan lalu. Mereka sengaja datang untuk membuat pengaduan karena tak terima dengan tagihan listrik yang dibebankan oleh pihak PLN.
(bpc3)