BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Para pelaku unit usaha mikro kecil dan menengah [UMKM] di Riau membutuhkan rumah packaging agar hasil produksi mereka laku di pasaran. Sebab hingga kini hasil produksi UMKM di Riau kalah bersaing karena produknya tidak didukung dengan kemasan yang baik.
Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah [TPID] Provinsi Riau, Ahmad Hijazi mengakui dukungan pemerintah daerah terhadap kemasan produk UMKM masih sangat lemah. Sehingga dianggap perlu mendirikan sebuah tempat khusus yang mengurus soal packaging produk UMKM agar nilai jualnya meningkat. “Kalau menurut saya penting ada lembaga ini, bisa dijadikan semacam rumah packaging,” ungkapnya, Rabu, 2 Januari 2019 di Pekanbaru.
Dia menambahkan, rumah packaging bisa berfungsi tidak hanya membantu pelaku UMKM bagaimana mengemas produk olahan mereka menjadi menarik dengan nilai jual tinggi. Melainkan, tempat ini bisa bermanfaat sebagai sarana membentuk keterampilan UMKM bagaimana hasil produksinya bernilai jual tinggi.
Hijazi mengakui bahwa kerumitan dalam mengurus tampilan produk menjadi masalah tersendiri bagi pelaku usaha skala ini. Padahal supaya bisa bernilai tinggi, setidaknya pada kemasan harus tercantum, izin BPOM, label sertifikasi halal dan merek. Sementara untuk mendapatkan semua itu ada banyak prosedur birokrasi yang harus dilakukan pelaku usaha, sebab keseluruhan itu diurus pada instansi berbeda.
Pemerintah pusat melalui Dinas Perindustrian Provinsi Riau sudah mengucurkan sejumlah dana untuk membangun Sentra Industri Kecil Menengah [SIKM]. SIKM harusnya sudah bisa meng-cover setidaknya 3 kebutuhan pelaku usaha. Seperti peningkatan produksi, kemasan dan pemasaran. Namun kenyataan di lapangan semua itu belum berjalan baik.
Kepada bertuahpos.com seorang pengurus Badan Layanan Umum Daerah [BLUD] di Kabupaten Kampar, Riau, mengatakan SIKM pengembangan ikan salai setakat ini hanya bergerak mendorong pengusaha kecil pada tatanan produksi saja. Sedangkan untuk packaging dan pemasaran masih ‘mandul’ atau belum berjalan sama sekali. “Kalau hanya produksi, saya rasa pelaku usaha kecil di Kampar ini tidak perlu SIKM. Sebab selama ini tanpa SIKM pun produksi mereka bagus, kok,” ungkapnya. (bpc3)