BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas 2014-2015 Faisal Basri mengungkapkan Indonesia masih sulit untuk bebas dari energi fosil sejauh roadmap dan kebijakan pemerintah belum mengarah pada target itu.
“Menurut saya yang penting adalah roadmap-nya, bagaimana semakin lama semakin berkurang (ketergantungan pada energi fosil) dan kebijakannya, jelas sampai saat ini ini belum kelihatan,” ungkapnya, Senin, 8 Maret 2021.
Menurut Faisal Basri, walaupun pemerintah sudah menggaungkan rencana peluncuran mobil listrik pada Oktober 2021 nanti, namun masih belum jelas ujungnya.
Mengingat pemerintah gembar-gembor tentang peluncuran mobil listrik, sementara bahan bakarnya dari batubara. “Sedangkan industri batubara kita dikelilingi oleh para oligarki. Jadi lebih susah lagi di indonesia, karena pemain kuatnya ada di sana.”
Dia menambahkan, salah satu perusahaan otomotif di luar negeri, baru-baru ini hengkang lantaran merasa sulit untuk menyesuaikan dengan standar moral global yang semakin tinggi.
“Sedangkan di Indoensia, ada wacana batubara akan jadi sumber elpiji. Kemdian pengganti bensin dan solar dari minyak sawit. Sedangkan untum mewujudkannya dibutuhkan 6 juta hektare pada 2025, ini jadi melawan lagi kan,” jelasnya.
Faisal Basri melihat, sejauh ini belum ada upaya bersama yang siap dilakukan oleh pemerintah maupun pelaku industri. Sebab faktanya saat ini, masing-masing pihak yang berkepentingan melakukan upayanya sendiri-sendiri.
Selain itu, untuk memenuhi dahaga bahan bakar, kata Faisal Basri, sudah direncanakan pembangunan tiga kilang minyak baru di Bontang dan Tuban, serta upgrading kilang minyak yang ada saat ini.
Dengan diakomodirnya hal ini, akan membuat kebutuhan terhadap bahan bakar fosil sekaligus menurunkan ketergantungan impor. “Jadi baru sebagatas menurunkan impor, belum menurunkan gas rumah kaca dari energi,” ungkapnya. (bpc2)