BERTUAHPOS.COM – Kepala BPBD Provinsi Riau Edy Afrizal mengatakan Riau akan dihadapkan pada musim kemarau yang lebih kering di tahun 2022. “Lebih kering dari tahun 2020 dan 2021,” katanya di Pekanbaru, pada 22 Maret 2022.
Hal ini diungkapkan Ady Afrizal berdasarkan pemaparan kondisi cuaca di Riau BMKG Stasiun Pekanbaru. Setelah seminggu lewat pertengahan Maret, kondisi cuaca di Riau tergolong basah.
Kondisi tersebut lantaran Riau masih terbantu dengan adanya la nina lemah. ” Jadi kondisinya lebih basah,” terangnya.
Kondisi ini berlangsung hingga April. Pada akhirnya April dan memasuki Mei, kondisi cuaca di Riau sudah mulai memasuki musim kemarau.
Sedangkan puncak musim kemarau, berdasarkan analisis BMKG akan terjadi pada Juni dan Juli 2022. Kondisinya, lebih kering dari dua tahun belakangan.
“Diperkirakan Kabupaten Rokan Hulu lebih dulu memasuki musim kemarau, yakni pada Mei nanti,” ujarnya.
Edy mengatakan, terhadap kondisi seperti ini, maka sejumlah daerah di Riau benar-benar masuk dalam daerah yang perlu meningkatkan kewaspadaan akan potensi kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla.
Pemprov Riau secara resmi menetapkan status siaga darurat bencana penanggulangan Karhuta tingkat provinsi.
Penetapan status siaga darurat bencana penanganan Karhutla di Provinsi Riau mulai belaku sejak 21 Maret-30 November 2022, sesuai dengan SK Nomor: Kpts. 653/III/2022.
“Status ini ditetapkan setelah ada 3 daerah di Riau yang lebih dulu menetapkan status yang sama,” kata Afrizal.
Adapun ketiga daerah yang lebih dulu menetapkan satus siaga darurat penanggulangan Karhutla, yakni Kabupaten Pelalawan, Kepulauan Meranti dan Bengkalis.
Sejauh ini, total luas lahan di Riau yang sudah terbakar 168 hektare lebih. Dengan rincian, di Kabupaten Rokan Hulu terdapat 3 hektare, Rohil 3 hektare, Dumai 5,10 hektar, Bengkalis 74,2 hektare. “Ini paling tinggi,” sebutnya.
Selain itu, di Kabupaten Kepulauan Meranti, terdapat 6 hektar lahan yang sudah terbakar, Siak 4,28 hektar, Pekanbaru 3,13 hektar, Kampar 8 Hektar, Pelalawan 22,7 hektar, Inhu 6,75 hektar, Inhil 32,50 hektar, dan Kuansing nihil. (bpc2)