BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Saat ini, penolakan untuk divaksin Covid-19 masih digaungkan beberapa tokoh. Penolakan ini juga disertai beberapa pendapat dan opini masing-masing.
Namun, penolakan vaksin tidak hanya terjadi saat ini. Sejak zaman dahulu, sejarah sudah mencatat ada penolakan vaksin.
Dilansir dari beberapa sumber, sejak zaman dulu, masyarakat ternyata juga menolak vaksinasi. Alasannya terkadang lucu, takut anaknya dijadikan makanan buaya.
Abad 17, wabah cacar menyerang Ambon, Jawa, dan Sumatera. Wabah cacar juga menyerang Malaka pada tahun 1651 dan menghilangkan sepertiga penduduknya.
Berkaca di pengalaman tersebut, pada tahun 1818, pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan kebijakan vaksinisasi cacar. Area vaksinisasi cacar dibagi per distrik untuk memudahkan penyebarannya vaksin.
Namun, banyak masyarakat yang enggan anaknya diberikan vaksin. Seperti di Pulau Bawean pada tahun 1821. Penduduk pulau menolak vaksin dengan alasan tak disetujui ulama.
Alasan penolakan paling tidak masuk akal terjadi di Madiun pada tahun 1831. Muncul isu bahwa vaksin hanyalah akal-akalan residen untuk mengambil anak-anak dan dijadikan makanan buaya. Akibatnya, banyak orang tua yang melarikan anaknya ke hutan. (bpc4)