BERTUAHPOS.COM — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis 23 Juni 2022, terpantau menguat tajam. Hal ini dapat dilihat dari Indeks dolar AS yang mengalami penurunan sejak kemarin.
Menurut data Refinitiv, sesaat setelah perdagangan dibuka rupiah langsung melesat 0,27% ke Rp14.825/US$. Apresiasi rupiah kemudian bertambah menjadi 0,3% pada pukul 9:03 WIB.
Penguatan di awal perdagangan ini terbilang tajam jika melihat sejak pekan lalu rupiah selalu mengalami tekanan. Dalam 8 hari perdagangan, rupiah melemah sebanyak 7 kali.
Sementara saat perdagangan belum dibuka memang sudah terindikasi bahwa rupiah akan menguat. Pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) bahkan lebih kuat ketimbang beberapa saat setelah penutupan perdagangan kemarin.
Seperti telah diketahui bersama, bawah NDF merupakan instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula.
Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Penurunan indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini terjadi setelah ketua The Fed, Jerome Powell memberikan testimoninya di hadapan Kongres AS.
Powell menegaskan komitmen kuat The Fed untuk menurunkan inflasi, dan yakin instrumen moneter yang digunakan bisa melakukan itu. Artinya, The Fed akan tetap pada jalurnya menaikkan suku bunga secara agresif, dan resesi mungkin akan terjadi.
Dijelaskan, bahwa kemungkinan besar suku bunga akan terus dinaikkan, tetapi kenaikan selanjutnya akan tergantung dari data ekonomi terbaru khususnya inflasi, serta outlook perekonomian.
Sementara itu dari dalam negeri Bank Indonesia (BI) menjadi perhatian utama, ada sinyal kuat suku bunga masih akan ditahan. Gubernur BI Perry Warjiyo akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni 2022 siang ini.***