BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Section Head Communication dan Relation PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Agustiawan mengatakan kuota biosolar di Riau untuk tahun 2022, terjadi penurunan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya antrean panjang di setiap SPBU di Pekanbaru.
“Kuota bio solar tahun ini sedikit menurun jika dibandingkan kuota tahun lalu. Ini mungkin dilakukan pemerintah agar subsidi BBM lebih tepat sasaran sehingga bukan mobil-mobil mewah yang menikmati BBM bersubsidi,” kata Agus kepada media dikutip Rabu, 9 Maret 2022.
Dia menjelaskan, selain penurunan kuota, ada juga beberapa alasan lain. Sebab BPH Migas juga sudah menyiapkan kuota bio solar untuk setiap lembaga penyalur agar tidak melebihi dari kuota yang ditentukan.
Jika mengacu SK Kepala BPH Migas Nomor 101/P3JBT/BPH Migas/KOM/2021 bahwa kuota volume penyaluran Jenis BBM Jenis Tertentu (Biosolar) sudah berdasarkan per lembaga penyalur (SPBU, SPBUN, SPBB). “Artinya pihak SPBU sudah tahu berapa kuota per Tahun yang dibagikan oleh BPH Migas kepada setiap SPBU,” katanya.
Oleh sebab itu, setiap SPBU menyesuaikan pembelian BBM agar tidak over dari kuota. Sebab jika pembelian BBM yang dilakukan SPBU over kuota, maka itu akan menjadi tanggung jawab SPBU untuk membayar selisih keekonomian dari kuota yang over tersebut.
Dia mengatakan tidak ada kelangkaan stok biosolar di Riau dan memastikan ketersediaan aman. Pertamina juga telah bersurat kepada Gubernur Riau, Syamsuar 1 Maret lalu perihal penyaluran bahan bakar tertentu jenis bio solar sampai 28 Februari lalu.
“Sejauh ini dapat kami sampaikan bahwa stok Biosolar untuk wilayah Riau dalam kondisi aman. Pertamina juga sudah bersurat kepada Gubernur Provinsi Riau pada tanggal 01 Maret 2022 perihal Penyaluran Jenis Bahan Bakar Tertentu (biosolar) sampai tanggal 28 Februari 2022,” katanya.
Melalui surat itu Pertamina menyampaikan bahwa total realisasi penyaluran biosolar untuk Provinsi Riau hingga 28 Februari 2022 sebesar 144.737 KL vs kuota 2022 794.787 KL atau sekitar 18% dari total kuota yang sudah ditetapkan oleh BPH Migas. Itu artinya rata-rata penyaluran Biosolar sebesar 2.453 KL/hari.
Untuk menjaga penyaluran BBM biosolar Subsidi terpenuhi sampai 31 Desember 2022. Sesuai kuota yang ditetapkan ada beberapa hal yang dilakukan Pertamina, seperti melarang pengisian bio solar ke pengguna truk bakal kayu, CPO dan mobil molen serta sejenisnya.
Untuk itu, semua penyalur menyediakan produk substitusi yang lebih baik, yaitu Dexlite dan Pertamina Dex. Termasuk melakukan sosialisasi peruntukkan penggunaan BBM kepada konsumen agar tepat sasaran. (bpc2)