BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mengkritik tagline: Riau Unggul yang disemat dalam HUT Riau ke-65 tahun 2022. Organisasi ini menilai tagline tersebut tidak sesuai dengan kondisi realitas kesejahteraan masyarakat Riau yang mereka sebut, “tumpul.”
Ketua Umum KAMMI Wilayah Riau Wahyu Andrie Septyo, SH mengungkapkan, jika tema tersebut disematkan merujuk pada SDA Riau, seperti lahan perkebunan kelapa sawit terluas hingga 3 Juta hektare, dan daerah penghasil minyak bumi terbesar hingga 365 Ribu barel per/hari di Indonesia, mungkin saja Provinsi Riau unggul dalam hal kepemilikan SDA, “…tapi bukan kemanfaatan yang didapatkan dari Sumber Daya Alam yang dimiliki,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa, 9 Agustus 2022.
“Lebih tepatnya unggul dalam hal menjadi ‘sapi Perah’ yang hasil perahannya sendiri tidak dapat dinikmati oleh rakyat yang hidup di Tanah Melayu Riau yang sangat dihormati dan bermarwah ini.”
Dia menambahkan, berdasarkan hasil studi status gizi indonesia (SSGI), menunjukan prevalensi anak di bawah 5 tahun atau usia balita yang mengalami stunting di Provinsi Riau sebesar 23,3%. Hal ini, kata Wahyu, sebuah ancaman terhadap kualitas Sumber Daya Manusia dan bukti nyata dari ‘tumpulnya’ kesejahteraan Rakyat Riau.
Persoalan lain, fluktuasi harga TBS kelapa sawit di Riau—yang didominasi penurunan harga—sangat kontradiktif dengan harga pembelian pupuk yang semakin meningkat tajam. “Sehingga membuat petani sawit semakin resah dan menjerit,” tuturnya.
Tak hanya sebatas itu, kenaikan harga pembelian pupuk untuk jenis bahan pangan juga tidak kalah meroket juga kenaikan harganya, sehingga harga pangan yang dijual di pasaran secara konsisten terus naik. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bagi penjual dan keresahan bagi pembeli, jika harga sekilo cabai saja bisa seharga sekilo daging sapi.
Wahyu menyebut, alih-alih mendapat kesejahteraan dengan lahan perkebunan sawit terluas di Indonesia, realitas yang dihadapi rakyat Riau adalah, “kesengsaraan melalui kabut asap sebagai dampak dari Karhutla, yang kini sudah mulai terjadi dan dirasakan oleh rakyat Riau,” tuturnya.
Dia juga mengkritik soal tingginya harga bahan bakar minyak (BBM), baik jenis subsidi maupun non-subsidi jika dibandingkan dengan provinsi lain. Padahal provinsi lain bukan daerah penghasil Migas atau produksi Migasnya lebih kecil dari Riau.
Masalah lain yang juga disoroti, yakni mengenai realitas miskinnya infrastruktur di Provinsi Riau, mulai dari jalan, jembatan, gedung-gedung yang masih banyak butuh perbaikan, sangat minim perhatian pemerintah daerah.
“Pemerintah Provinsi Riau jangan sampai menutup seluruh panca inderanya dengan kondisi yang terjadi di tengah-tengah Rakyat Riau saat ini. Euforia semarak HUT Riau ke-65, harusnya menjadi sebuah refleksi mendalam terhadap realitas pelbagai macam permasalahan yang terjadi pada masyarakatnya,” tutur Wahyu.
“Euforia Semarak Hari Ulang Tahun Provinsi Riau yang ke 65 ini tentu tidak akan bertahan lama, sementara kondisi ketidakpastian terhadap kesejahteraan Rakyat Riau sudah sejak lama dirasakan,” sambungnya.
“Oleh karena itu KAMMI Wilayah Riau menghadiahi Pemerintah Provinsi Riau melalui Kado Ulang Tahun Dari KAMMI Riau melalui 6 Pesan Mendalam. Adapun keenam kado tersebut, yakni;
- Sumber daya alam melimpah rakyat Riau semakin Susah;
- Harga Pangan Semakin Mahal;
- Harga Sawit Murah Petani Susah;
- Kaya Sumber Daya Alam Miskin Infrastruktur;
- Harga Pupuk Tinggi Petani Riau Menjerit;
- Kabut Asap mulai kelihatan, Kebakaran Lahan dan Hutan bermunculan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Riau Syamsuar memaparkan kondisi perekonomian Riau pascapandemi Covid-19 yang telah melanda 2 tahun belakangan. Hal ini disampaikan Syamsuar dalam amanatnya di upacara HUT Riau ke-65 tahun 2022 di Halaman Gedung Daerah, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Selasa, 9 Agustus 2022.
Dia menambahkan, Riau menjadi salah satu pusat perekonomian di Pulau Sumatera. Semua itu dapat dilihat dari pesatnya pembangunan di Riau hingga kini. “Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, 4,88% pada triwulan II tahun 2022,” tuturnya.
Sedangkan realisasi investasi Riau, berada di peringkat ke-5 secara nasional dengan nilai investasi pada tahun 2021 sebesar Rp53 triliun lebih. Tahun ini target realisasi investasi Riau sebesar Rp60,46 triliun lebih.
Tercatat hingga triwulan II tahun 2022, realisasi investasi sudah di angka Rp73% lebih atau Rp44,4 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 32.385 orang.
Selain itu, kata Syamsuar, Riau juga unggul dari sisi Produk Domestik Bruto atau PDB, terbesar ke-5 nasional atau tertinggi di luar Jawa. Adapun kontribusinya terhadap nasional sebesar 52%.
Kemajuan ini juga didukung dengan pertumbuhan ekonomi dan syariah di Riau yang mana dianggap sejalan dengan konversi Bank Riau Kepri dari BPD konvensional ke syariah.
Sedangkan indek pembangunan manusia di Riau pada tahun 2021 sebesar 72,98 poin (kategori tinggi) atau peringkat ke-7 secara nasional.
“Demikian dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,40% atau lebih rencah dari capaian nasional 5,83%. Angka kemiskinan Riau juga turun sebesar 6,78% pada Maret 2022 jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yakni 7,12%,” jelasnya.
Sementara itu, terkait dengan Riau di masa lalu, Syamsuar mengatakan, pada prinsipnya sejarah banyak menyimpan tentang suka cita tentang kegemilangan dan duka cita akan harapan akan mimpi dan cita-cita mulia yang dihadapkan pada kenestapaan.
Hal ini menggambarkan, bagi siapapun yang mampu menjadikan sejarah sebagai cermin, maka dia akan semakin berdaya untuk memberikan makna kepada negeri dengan segenap kemampuan yang dimiliki.
“Sebagai negeri yang dianugerahi sumber daya aman yang melimpah, maka syukur harus diiringi dengan perbuatan yang berarti. Sehingga Riau tetap ber-tamaddun dengan Melayunya, dengan segenap perbedaan kebudayaan,” tuturnya.***