BERTUAHPOS.COM – Catatan sejarah 27 Mei, merupakan hari yang kelam bagi Indonesia, sebab terjadi gempa dahsyat di Daerah Istimewa Yogyakarta dan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, meletus dengan ganasnya.
Gempa Yogyakarta dan Lumpur Lapindo ini menjadi 2 peristiwa dahsyat yang tercatat dalam catatan sejarah penting untuk selalu diingat hingga ke anak cucu kita. Sebab ada banyak nyawa yang melayang dan ada banyak kerugian yang diderita masyarakat kala itu.
Pada tanggal 27 Mei 2006, terjadi gempa bumi yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Gempa ini memiliki kekuatan sekitar 5,9 skala Richter.
BACA
Catatan Sejarah 26 Mei: Menara Eiffel Pertama Kali Dibuka untuk Umum
Gempa tersebut menyebabkan kerusakan yang signifikan dan menewaskan lebih dari 5.000 orang.
Selain korban jiwa, ribuan orang juga mengalami luka-luka dan kehilangan tempat tinggal akibat bencana ini.
Gempa bumi tersebut memberikan dampak yang sangat merusak dan mengguncangkan masyarakat di daerah tersebut.
Pemerintah dan bantuan internasional berusaha untuk memberikan bantuan dan pemulihan bagi para korban dan daerah terdampak setelah bencana tersebut.
Lalu, di hari yang sama, tanggal 27 Mei 2006, peristiwa lumpur Lapindo Sidoarjo dimulai di Desa Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia.
Peristiwa ini disebabkan oleh aktivitas pengeboran sumur minyak yang dilakukan oleh perusahaan PT Lapindo Brantas, anak perusahaan PT Energi Mega Persada Tbk.
BACA
Catatan Sejarah 25 Mei: China Airlines Rute Taiwan – Hongkong Jatuh
Pada saat pengeboran, terjadi ledakan gas di sumur minyak, yang mengakibatkan lubang terbuka di bawah permukaan tanah.
Ledakan ini menyebabkan keluarnya lumpur panas, gas, dan air dari lubang tersebut. Lumpur Lapindo mulai mengalir keluar dan terus mengalami peningkatan volume serta meluas ke wilayah sekitarnya.
Dampak dari peristiwa lumpur Lapindo sangat signifikan. Lebih dari 16 desa dan ribuan rumah terkena dampak lumpur yang terus meluas.
Sekitar puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal mereka. Selain itu, juga terjadi kerusakan infrastruktur, lahan pertanian, dan lingkungan hidup.
Upaya untuk menghentikan aliran lumpur dan menangani dampaknya telah dilakukan selama bertahun-tahun.
Berbagai metode telah digunakan, termasuk pembuatan tanggul dan penyedotan lumpur, namun aliran lumpur masih berlanjut hingga saat ini.
Peristiwa lumpur Lapindo Sidoarjo merupakan salah satu bencana lingkungan terbesar dalam sejarah Indonesia.
Dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan masih terasa hingga sekarang, dan upaya pemulihan terus dilakukan oleh pemerintah dan pihak terkait.
Itu kedua peristiwa yang menjadi catatan sejarah pada 27 Mei tahun 2006. Kedua peristiwa ini mengisyaratkan betapa murkanya alam sebagai dampak dari perbuatan manusia.***