BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Direktur Advokasi Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada Oce Madril meminta presiden terpilih Joko Widodo transparan dalam proses seleksi menteri pada kabinetnya. Menurut dia, Jokowi yang tinggal sepekan lagi dilantik menjadi presiden dan tak kunjung mengumumkan kandidat calon menterinya mengalami kemunduran bila dibandingkan dengan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“SBY dulu berani memanggil calon menterinya untuk fit and proper test. Ini Jokowi tenang-tenang saja,†kata Oce ketika dihubungi, Ahad, 12 Oktober 2014. Seharusnya, ujar dia, Jokowi dalam proses seleksi menteri harus melibatkan masyarakat. Dia mengatakan proses pemilihan menteri harus sesuai standar tata kelola yang transparan, partisipatif, dan akuntabel.(Baca: Mega: Emangnya Saya Ngurusin Kabinet)
Bila tak transparan, Oce menilai Jokowi seperti presiden Soeharto yang proses seleksi menterinya sangat senyap. Menurut dia, sikap merahasiakan nama-nama kandidat menteri justru akan menimbulkan berbagai macam kecurigaan dari masyarakat. “Bisa jadi politik transaksinya masih tarik-menarik,†ujarnya.
Dampak negatif lainnya, kata Oce, bila Jokowi terlanjur merilis nama menteri dan ternyata memiliki rekam jejak buruk tidak bisa ditarik kembali. “Ini akan menjadi beban bagi pemerintahan Jokowi ke depan,†ujarnya.(Baca: Golkar Puji Komposisi Kabinet Jokowi-JK)
Karena itu, Oce menyarankan Jokowi segera membuka kandidat calon yang akan mengisi 4 kursi menteri koordinator dan 33 menteri negara bila ingin didukung penuh oleh rakyat. “Paling tidak kita bisa mencegah, dengan membuka daftar menteri, orang-orang yang tidak layak bisa tersisih di awal,†kata dia.
Dia pun membandingkan dengan proses seleksi calon pimpinan KPK yang kandidat sekaligus rekam jejaknya sudah diumumkan ke publik. Padahal, nama-nama calon pimpinan KPK itu baru akan diserahkan presiden ke Dewan Perwakilan rakyat untuk fit and proper tes pada bulan depan. “Pola-pola seperti ini yang harus ditiru Jokowi,†kata Oce.(Tempo)
Â