BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Punya mimpi meneruskan studi di kampus luar negeri dengan beasiswa? Anda tidak sendiri. Namun hanya pejuang dengan kesabaran dan kegigihanlah yang akan berhasil.
Salah satu penerima beasiswa Australian Development Scholarship (ADS) – kini Australia Awards Scholarship (AAS) – I Made Andi Arsana mengungkapkan, dia mendapatkan beasiswa dengan mengejarnya. Dalam website-nya, seperti dikutip Okezone, Andi pun berbagi langkah demi langkah dalam menjalani perburuan beasiswa ini.
Tentukan bidang ilmu
Pertama-tama, kata Andi, Anda harus menentukan bidang ilmu yang ingin dipelajari. Kemudian, tentukan beberapa negara tujuan studi.
“Jika bidang ilmu Anda tidak populer seperti halnya bidang ilmu saya, Anda akan lebih ‘mudah’ karena tidak terlalu banyak pilihan,” kata pria yang menekuni bidang Teknik Geodesi itu.
Mencari beasiswa di negara tujuan
Langkah selanjutnya adalah mencari tahu apakah negara dalam daftar Anda menyediakan beasiswa. Penelusuran ini bisa dilakukan dengan menyelidikinya di mesin pencari, bergabung dengan forum diskusi online seperti mailing list (milis) hingga memantau media massa nasional.
“Tetap pasang mata dan telinga, berusahalah menjadi peka terhadap informasi semacam ini,” tutur Andi.
Pengajar di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mengingatkan, setelah menemukan program beasiswa yang dirasa cocok, Anda perlu memperhatikan dan menguasai persyaratan yang disampaikan secara lengkap di website resmi pemberi beasiswa.
“Masalah biasanya muncul ketika Anda tidak mampu memahami secara utuh apa yang disyaratkan. Tanyakan kepada teman kalau terjadi hal seperti ini. Ingat, Anda harus aktif dan sungguh-sungguh,” ujarnya menegaskan.Â
Hubungi calon pembimbing
Kemudian, Anda perlu menghubungi calon pembimbing. Anda bisa mencari tahu siapa akademisi yang bisa dijadikan calon pembimbing dengan menelusuri website jurusan yang Anda minati di suatu perguruan tinggi. Lihat daftar dosen yang biasanya mencantumkan ketertarikan bidang penelitiannya. Kemudian, hubungi sang dosen melalui email.
Andi menyarankan, sebaiknya Anda meluangkan waktu membaca publikasi yang ditulis dosen pilihan Anda untuk mengenal konsep pemikirannya.
Karena akademisi adalah orang sibuk dan tidak memiliki banyak waktu luang, tulislah email yang sopan, singkat dan langsung mengenai sasaran. Tarik minatnya dengan mengajukan isu akademis. Menurut Andi, email pertama sebaiknya tidak langsung berisi permohonan atau pertanyaan yang menyita konsentrasi.
“Komentari saja dulu tulisan dan publikasinya dan tunjukkan ketertarikan Anda akan bidang yang dia tekuni. Selanjutnya tunggu tanggapan dan bersiaplah untuk meneruskan atau mengubah strategi,” paparnya.
Rekomendasi
Anda bisa meminta rekomendasi dari dosen di kampus asal, misalnya mantan pembimbing skripsi. Jika sudah bekerja, Anda bisa juga meminta rekomendasi dari atasan di kantor.
Persyaratan administrasi
Umumnya, lembaga donor meminta persyaratan administrasi dalam bahasa Inggris. Anda pun harus menerjemahkan semua dokumen yang dibutuhkan seperti akta kelahiran, KTP, ijazah dan transkrip nilai.
Bagi peraih gelar Doktor dari University of Wolongong, Australia ini, urusan perburuan beasiswa bukan semata-mata soal keberuntungan. Dia menilai, kepribadian, terlebih perilaku (attitude) yang baik berperan dalam kesuksesan seseorang meraih beasiswa.
“Kepribadian yang baik tergambar mulai dari kesungguhan dalam mencari informasi, kesantunan dalam menghubungi calon pembimbing dan pemberi rekomendasi hingga cara Anda menghadapi birokrasi, baik di Indonesia maupun di luar negeri,” tuturnya. (okezone)
Â