BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau mengkhawatirkan kondisi perekonomian Riau menjelang akhir tahun kian melambat, karena sudah hampir dua bulan terakhir Riau dipapar asap.
Kepala Biro Ekonomi Pemprov Riau Syafrial mengatakan, peluang ekonomi Riau sebelumnya untuk bangkit telihat pada awal Oktober lalu. Selain kondisi asap perlahan sudah mulai mereda, penguatan rupiah terhadap dollar sudah mulai bangkit. Pihak Bank Indonesia juga sudah memproyeksikan perekonomian Riau akan bergeliat kembali pada kwartal ke IV atau menjelang akhir tahun ini.
“Tapi kondisinya seperti ini, dikhawatirkan adalah unit usaha yang bergerak di sektor penerbangan dan jasa pengiriman barang akan kembali terpuruk,” katanya kepada bertuahpos.com, Rabu (21/10/2015).
Dia menambahkan, selain sektor penerbangan, dampak lain yang akan terpuruk karena bencana asap di Riau adalah sektor perhotelan. Bahkan kekhawatiran lumpuhnya sektor UMKM juga akan menjadi ancaman ekonomi Riau tahun ini.
“Contoh kasus, kalau dollar naik UMKM masih bisa bertahan tapi kalau sudah bencana, itu sulit lagi. Misalnya kasus bom Bali. UMKM lumpuh. Bencana sangat menentukan tumbuh kembangnya UMKM,” ujar Syafrial.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Riau Masperi sudah meminta kepada Kepala Biro Ekonomi Riau, Syafrial, untuk menyusun berapa kerugian yang dialami Riau selama terpapar kabut asap. “Kami sedang menyusun itu sekarang,” katanya.
Sebelumnya Bank Indonesia Kantor Cabang Riau telah memprediksi pertumumbuhan ekonomi Riau akan menunjukkan geliat positif pada khwartal ke IV, seiring dengan menguatnya rupiah terhadap dollar meningkatnya harga komoditas utama masyarakat di Riau, seperti sawit.
Selain itu, munculnya paket kebijakan ekonomi jilid III dan IV diyakini akan memberikan pengaruh baik terhadap pertumbuhan ekonomi Riau. Namun lagi-lagi bencana kabut asap tetap dianggap menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi Riau di akhir tahun. (Melba)