BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Riau Mohamad Kashuri curhat tentang keberadaan BBPOM di Riau. Secara umum dia mengakui bahwa keberadaan lembaga yang dipimpinnya masih kurang memberikan dampak kepada masyarakat.Â
“Keberadaan kami memang kurang dirasakan dampaknya oleh masyarakat Riau dan kami akan memperbaiki itu untuk melindungi masyarakat,” katanya, Selasa (6/2/2018) di Pekanbaru.Â
Curhat Kashuri tidak hanya sebatas itu. Dia juga menyadari kelemahan lembaga yang mengawasi obat dan makanan di Riau, lantaran sedikitnya SDM sehingga tidak bisa bekerja maksimal dalam mengawasi makanan dan obat-obatan layak konsumsi.Â
“Kami SDM terbatas,” sambung dia. “Makanya butuh semua elemen masyarakat. Pemda juga punya tanggung jawab dalam hal ini, termasuk masyarakat sendiri juga punya peran dan andil besar, sebab, ada banyak informasi yang tidak kami terima, sehingga masalah pengawasan obat dan makanan lolos dijual di pasaran,” tambah Kashuri.Â
Sebelum ini Kashuri juga mengatakan bahwa BBPOM Riau akui kalau mereka punya tugas berat, itu karena provinsi ini berada berbatasan langsung dengan negara tetangga. Sehingga ada banyak kasus kejahatan dan penyelundupan obat dan makanan terjadi melalui daerah perbatasan itu.Â
Baca:Â Berbatasan Langsung dengan Negara Tetangga, BBPOM Riau Sebut Ini Tugas Berat
“Riau ini berada di daerah perbatasan. Tentu saja ini menjadi tugas yang berat dan perlu kerja keras untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap banyaknya masuk barang-barang ilegal,” katanya.Â
Dia mengatakan memang tugas fungsi BBPOM Riau melakukan pengawasan terhadap produk makanan dan obat-obatan supaya tetap layak untuk konsumsi oleh masyarakat.Â
Namun pada realitasnya, sambung Kashuri, untuk melakukan pengawasan secara intensif di daerah perbatasan itu sangat sulit karena keterbatasan SDM. Sehingga dalam beberapa kasus masih ditemukan adanya barang seludupan yang masuk melalui pintu pelabuhan tikus. (bpc3)