BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mencatat ada 19 titik api atau hotspot di Sumatera. Lima titik api diantaranya berada di Provinsi Riau, Rabu (13/01/2016).
Hal itu disampaikan Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi kepada kru bertuahpos.com. “Lima titik api tersebut tersebar tiga hotspot di Tembilahan (Indragiri Hilir) dan Bengkalis dengan Meranti masing-masing satu titik,” paparnya Rabu (13/01/2016). Namun dari lima titik api yang terdeteksi satelit Terra dan Aqua BMKG Stasiun Pekanbaru yang tingkat kepercayaannya di atas 70 persen tidak ditemukan.
Kata Slamet, kemunculan titik api ini tidak terlepas dari peralihan musim dari hujan ke kemarau. Terutama untuk wilayah Riau bagian pesisir seperti Dumai, Tembilahan, Pelalawan pesisir, Meranti, maupun Rokan Hilir (Rohil). “Sedangkan Riau bagian Barat, Tengah, dan Selatan peluang hujannya masih ada terutama di sore hingga malam hari,” katanya. Sehingga menurut Slamet memang Riau bagian pesisir paling rawan Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut).
Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua pada pukul 05.00 WIB, sejumlah titik panas terpantau di Provinsi Aceh, Jambi, Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Selatan. Kendati titik hotspot kembali muncul di Sumatera khususnya Provinsi Riau belum mempengaruhi jarak pandang di beberapa Kota/Kabupaten seperti kota Pekanbaru jarak pandang.
Aktivitas di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Provinsi Riau juga normal. Seperti yang dikatakan Airport Duty Manager Bandara SSK II, Ibnu Hasan arus penerbangan berlangsung seperti hari-hari biasanya. Sedangkan pantauan kru bertuahpos.com di Papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) depan Kantor Wali Kota Pekanbaru meenunjukkan kualitas udara di level baik.
Seperti yang diketahui pertengahan hingga akhir tahun 2015, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau sempat kelimpungan akibat kualitas udara yang berbahaya akibat bermunculannya ratusan titik api di Riau dan Sumatera. Sehingga dilakukan modifikasi cuaca agar hujan bisa turun dimusim kemarau. Untuk 2016, Pemerintah Provinsi Riau telah menganggarkan senilai Rp132 miliar yang tersebar di beberapa satuan terkait, di antaranya dinas perkebunan, kehutanan, kesehatan, sosial, Badan Penanggulangan Bencana daerah, dan Badan Lingkungan Hidup untuk penanganan Karlahut ini. (Riki)