BERTUAHOS.COM (BPC), PEKANBARU – Momentum liburan akhir tahun, bukan hal yang asing jika berbicara soal pariwisata. Hampir semua pengelola destinasi wisata mempersiapkan segala fasilitas. Sumatera Barat, mempersiapkan segala fasilitas wisata dua kali lipat dari hari biasanya. Namun, bagaimana dengan wisata di Riau?
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Fahmizal Usman membuka cerita soal pariwisata di Riau, mulai dari ujung Kabupaten Inhil, hingga ke ujung Kabupaten Rokan Hulu. Sayangnya cerita ini dibeberkan pada penghujung akhir tahun.
Acara yang berlangsung di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Riau itu, menghadirkan media online dan media nasional. Tetap saja, sejumlah destinasi wisata yang dipresentasikan Fahmi, belum populer dimata masyarakat pekanbaru.
Ketika ditanyakan kepada masyarakat kota Pekanbaru tentang daerah wisata yang dikenal. Ramai-ramai masyarakat menyebut, “Kabupaten Siak. Saya pernah ke sana,” ujar Eko, warga Tangkerang Ujung, Pekanbaru Riau. “Cuma pengen lihat Istana Siak, Mas,” sambungnya.
Sarpan, warga di Jalan Wono Sari hanya pernah melihat pacu jalur di Kabupaten Kuantan Singingi beberapa kali. Itupun sekalian melepas rindu dikampung halaman. Dia pernah dengan objek eko wisata Bono di Pelalawan dan Bakar Tongkang di Kabupaten Rokan Hilir, atau beberapa destinasi wisata alam lainnya yang ada di Riau.
“Tapi gimana, enggak tahu jalan mau kesana. Katanya akses kesana susah. Momen libur seperti ini, saya mau jalan-jalan, kalau ada di Riau kan tidak perlu ke luar daerah. Tapi gimana lagi. Lagi pula, kenapa pemerintah baru cerita itu diakhir tahun. Disaat masyarakat sudah banyak berlibur ke luar daerah,” ujarnya.
Begitulah cerita masyarakat tentang wisata Riau. Melihat hal ini, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, mengaku bahwa kehadiran pariwisata di Riau tidak bisa digerakkan oleh satu instansi.
“Kami ingin ada sinergitas untuk membangun pariwisata. Sebab yang bagun jalan bukan kami. Yang membina UMKM bukan kami. Kami kerjanya hanya jualan,” katanya.
Namun demikian hal ini tetap harus menjadi perhatian khusus. Sektor Migas dan sawit beberapa waktu kedepan tidak bisa lagi menjadi andalan utama masyarakat Riau.
Fahmi mengakui bahwa wisata di Riau kekurangan SDM. Tantangan wisata di Riau kedepan adalah memperbaiki pola penganggaran untuk meningkatkan potensi ini. Sejauh ini terkendala oleh kepentingan aspekpolitik. “Sebab sektor yang didulukan adalah sawit dan Migas, makanya pariwisata kita tertinggal,” katanya.
Dinas Pariwisata dan UKM Riau saat ini sedang melakukan inventarisasi ulang destinasi wisata di Riau. Katanya, upaya ini dilakukan untuk membangun wisata di Riau tahun depan
“Kami sedang melakukan inventarisasi ulang untuk dicoba buka protensinya. Kalau potensi jangan ditanyalah. Tak kalah kita sama daerah lain,” katanya. (Melba)