BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ubi kayu masih kurang mendapat tempat di hati masyarakat kita. Padahal dengan pengolahan lanjut, komoditas ini bisa memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Inilah yang dilirik Dosen Statistik Fakultas Ekonomi Sri Maryanti SE MSi dalam penelitian bertema IBM (Iptek Bagi Masyarakat) hadapi MEA 2015
Kepada bertuahpos.com, Jumat (09/01/2015) ia menjelaskan, mocaf merupakan hasil olahan ubi kayu yang dijadikan tepung sebagai pengganti terigu. Kelemahan dari mocaf yaitu proses pembuatannya cukup panjang. Dan jika ingin membuat makanan tertentu, harus dicampur dengan terigu. Namun kelebihannya murah dapat dibuat produk turunan lainnya, serta aman bagi kesehatan.
“Awalnya saya melihat ubi kayu kurang dapat tempat di masyarakat artinya nilai ekonominya rendah. Di tambah lagi petani gak tau, ubi mau dijadikan apa? Mereak hanya tau ubi tersebut dijual mentah tanpa di olah, atau dijadikan tape atau dibuat kue yang harganya murah,” paparnya.
Ditambah lagi Indonesia sangat tergantung dengan terigu yang diimport. Jika harga dolar naik maka semua barang impor pasti naik. Juga sulit mencari lahan untuk pertanian karena petani berfikir nasib mereka gak berubah dengan bertani
Dengan bantuan dana dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), serta bantuan dua orang teman, Sri mulai mengolah pembuatan mocaf. Untuk menunjang pemasarannya, ia tengah mengurus di BPOM.
Bagi yang ingin belajar membuatnya, ia juga membuka kesempatan dengan bisa datang ke alamat Jalan Mangga IV No36/03 Sukajadi Pekanbaru. Atau hubungi nomor 081365493009. (nova)