Seperti yang ditulis liputan6, Saat kesadarannya pulih, anak bungsu dari tujuh bersaudara ini langsung memanggil ibunya sebanyak dua kali. “Alhamdulillah sudah sempat membuka matanya,” kata ayah Rizki, Edi Hartono (44) di RSMH Palembang, Sumsel, Sabtu (23/07/2016).
“Waktu pertama kali bangun, yang dipanggilnya adalah ibunya sebanyak dua kali. Dia juga sudah bisa berkomunikasi walaupun tidak bisa bicara langsung lewat mulutnya,” sambung dia.
Rizki juga sudah bisa berkomunikasi dengan para dokter di ruang ICU. Karena tidak bisa bicara, orangtuanya lalu memberikan Rizki telepon genggam agar bisa menuliskan pesan yang ingin disampaikannya.
Dalam pesan yang ditulisnya, siswa SDN 43 Palembang ini meminta kepada tim dokter untuk melepas selang ventilator yang ada di mulutnya.
“Rizki ingin selang ventilator di mulutnya segera dilepas. Dia juga menanyakan kapan bisa dilepasnya. Dokter hanya menjawab kalau nanti akan segera dilepas. Kita juga menanyakan hal yang sama. Namun kata dokter belum bisa dilepas sekarang karena takutnya Rizki akan sesak napas lagi saat dia tertidur,” tutur Edi.
Tidak hanya para keluarga yang membesuk bocah berbobot 119 kilogram ini. Kepala sekolah dan guru SDN 43 Palembang juga menjenguk siswa yang baru naik kelas 6 tersebut.
Karena kondisi Rizki masih belum pulih, sekolah tetap memberikan izin libur selama bocah obesitas itu menjalani perawatan. Seperti disampaikan guru SDN 43 Palembang Khofifah.
“Rizki tetap bisa sekolah setelah dia sembuh nanti. Kita tetap memberikan dia izin untuk melanjutkan pendidikannya. Kalau nanti sudah masuk sekolah, kita usahakan agar kelasnya dipindah ke lantai bahwa saja, biar Rizki tidak susah untuk naik turun tangga ke kelasnya,” ucap Khofifah.
(Sumber: liputan6)