BERTUAHPOSCM (BPC), PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau mengakui, untuk mewujudkan swasembada daging di Riau tidak mudah. Pemerintah perlu memikirkan ketersediaan dan kestabilan ternak sapi, walau belum memenuhi kuota yang dibutuhkan sesuai dengan permintaan pasar.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau, A Patrianov mengatakan, langkah seperti ini haru dilakukan demi kelangsungan dan ketersediaan ternak sapi di Riau. Solusinya untuk menutupi kekurangan itu, pemerintah terpaksa harus melakukan suplai sapi potong dari provinsi tetangga, yakni Lampung dan Sumatera Utara.
“Hasil ternak sapi di Riau baru cukup memenuhi kebutuhan sapi Riau sebanyak 20%. Sisanya 80% itulah yang disuplai dari provinsi tetangga,” katanya, Rabu (15/06/2016).
Pemerintah Provinsi Riau terpaksa melakukan kebijakan itu mengingan, kebutuhan masyarakat Riau akan daging tidak bisa dipaksakan harus ditutupi oleh ketersediaan sapi lokal. Demi kestabilan ketersediaan sapi. Dalam kondisi seperti ini, pemerintah harus menjaga kestabilan itu untuk menuju ke arah wasembada daging di Riau.
“Kalau kita paksakan habis untuk memenuhi kebutuhan pasar diperkirakan hanya dalam waktu 3 tahun kedepan ketersediaan sapi di Riau habis. Jadi ketersediaan ditingkat masyarakat ada, dan program berjalan terus,” katanya.
Persoalannya, sampai kapan Riau harus melakukan hal tersebut. Sementara kebutuhan daging oleh masyarakat terus meningkat. Hal seperti itu dapat dilihat pada saat momentu hari-hari besar, seperti puasa dan lebran.
Menanggapi hal ini, kata Patrianov, sistem seperti ini terus dilakukan sepanjang anggaran masih tersedia, maka sistem seperti itu tetap berjalan. “Sampaikan ketersediaan seperti ini lakukan, tergantung anggaran yang tersedia,” sambugnya.
Sebab itulah, jika harga daging sapi di Riau harus dipaksakan turun, rasanya terlalu berat untuk diterapkan sesuai dengan intruksi presiden RI Joko Widodo. Terlepas nantinya akan dilakukan operasi pasar untuk menjaga kestabilan harga, kata dia, itu bukan ranahnya.
Sementara ini, Dinas Pertanian dan Perdagangan Provinsi Riau hanya mengurus soal sistem pemotongan daging di Rumah Potong, untuk didistribusikan ke pasar dan kabupaten/kota. Termasuk jaminan daging sehat dan kehalalan.
“Pendakatannya lebih ke arah itu sekrnag. Sampai sekarang belum ada ditemukan daging yang pernyakit. Pemeriksaan sapi sebelum dipotong rutin kami lakukan,” ujar Patrianov.
Penulis: Melba
Â