BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Ratusan pedagang di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Plaza Sukaramai lakukan aksi blokir jalan. Akibat aksi ini, kemacetan panjang terjadi hingga lebih kurang 5 kilometer, Jumat (26/08/2016).
Puluhan personil polisi tampak sibuk mengatur dan mengalihkan arus lalu lintas. Para pedagang masih bertahan blokir jalan.
Ketua Pedagang Plaza Sukaramai Pekanbaru, Ismed kepada kru bertuahpos.com menyampaikan bahwa aksi ini spontan dilakukan pedagang karena adanya pemutusan arus listrik secara sepihak. “Padahal kita sudah bayar mahal. Ini aksi spontan pedagang bentuk kekecewaan,†sebutnya, Jumat (26/08/2016).
Pihak pedagang juga menilai beban Biaya listrik yang ditetapkan Rp 180 ribu per bulan dinilai tidak masuk akal. “Tidak masuk akal, padahal pedagang tidak sampai sebanyak itu Pemakaiannya,†sebutnya.
Akhirnya pedagang memutuskan mengakhiri demonstrasi sekitar pukul 11.30 WIB. “Habis shalat Jumat Kita akan lanjutkan lagi,†katanya.
Ratusan massa melakukan aksi unjuk rasa menuntut pihak pengelola menyelesaikan tanggungjawabnya untuk merelokasi kios pedagang pasca kebakaran beberapa waktu lalu. Ratusan massa aksi ini adalah pedagang yang menjadi korban kios mereka terbakar. Massa aksi sempat memblokir jalan protokol itu sehingga menyebabkan antrean panjang kendaraan.
“Keputusan nya belum jelas. Pihak pengelola Plaza Suka ramai belum bisa memberikan kejelasan kapan proses relokasi kios pedagang yang terbakar kemarin akan direlokasi,” ujar Iin, salah seorang massa aksi yang juga pedagang di tempat itu, Jumat (26/08/2016).
Kepada bertuahpos.com dia menyebutkan, para pedagang akan melakukan tindakan lanjutan untuk menuntut agar keinginan mereka dipenuhi oleh pihak pengelola. Setelah sekian lama menunggu, pihak pengelola Plaza Sukaramai belum juga bisa memberikan kejelasan kapan proses perbaikan kios itu akan dilakukan, sehingga pedagang bisa kembali berjualan dalam gedung itu.
“Yang jelas kami sudah lama menunggu dan mendesak pihak pengelola agar memenuhi janjinya,” kata Sumarni, yang juga pedagang di tempat itu.
Penulis: Riki/melba