BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Keluhan masalah pelayanan bukan sekali dua diutarakan masyatakat ketikan ingin berobat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Petala Bumi, Jalan Sutomo, Pekanbaru. Mulai dari sikap yang kurang ramah dari petugas pelayanan, hingga rasa tidak puas yang diterima oleh masyarakat. Hal seperti itulah yang dirasakan Putri. Warga Kecamanatan Sail itu bercerita, setelah menjadapatkan surat rujukan dari Puskesmas Kacamatan Sail, dia ketika itu langsung membawa orang tua laki-lakinya ke RSUD Petala Bumi
“Semakin buat kecewanya saat petugas menyebutkan untuk pemeriksaan sudah tutup dengan alasan sudah penuh. Padalah waktu itu masih pukul 10.00 WIB pagi. Kata petugasnya dokter untuk periksa hanya 1 orang yang bertugas,†katanya kepada bertuahpos.com, Rabu (15/06/2016).
Kejadian itu dialami Putri pada pertengahan bulan Mei lalu. Ayahnya yang ketika itu sedang mengalami nyeri di pinggangnya usai kecelakaan, memilih RSUD Petala Bumi dengan menggunakan fasilitas BPJS. Namun sayang sambutan tidak ramah dari petugas malah semakin menambah kesan tidak nyaman yang dialami Putri ketika berobat ke rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Riau itu.
Saat ini setiap warga yang berobat di rumah sakit itu mungkin merasakan hal yang sama dengan Putri. Pelayanan yang buruk kerap diterima oleh pasien yang berobat kerumah sakit pemerintah. Di rumah sakit ini, ada beberapa petugas yang melayani dengan tidak baik. Bahkan terkesan tidak ramah dan menunjukan wajah kesalnya terhadap pasien.
“Petugas yang melayani masyarakat dianggap tidak memiliki kompetensi yang baik,†ujar Yuli, seorang ibu rumah tangga yang ketika itu tengah mengantakan anaknya berobat. Saat berbincang dengan bertuahpos.com, kemarin, dia sempat ragu untuk membawa anaknya berobat ke rumah sakit itu. Sementara di lobi, tempat resepsionis biasa melayani keluhan pertama dari masyarakat terlihat, seorang petugas keamanan sambil bercanda. Bahkan acap kali memumculkan suara tawa hingga membuat suasana gaduh.
Dari hasil penelusuran bertuahpos.com di RSUD Petala Bumi, tentanya benar bahwa ada beberapa posisi Kepala Bidang (Kabit) yang dipimpin oleh pejabat yang sama sekali tidak sesuai dengan kompetensinya. Misalnya Kepala Bidang Penunjang Medik yang diisi oleh pejabat dengan besik Insinyur Teknik. Harusnya posisi itu di duduki oleh seorang dokter yang mumpuni. Sebab bidang ini membawahi pengadaan alat-alat medis untuk keperluan fasilitas rumah sakit.
Selain itu, Kabid Keperawatan di rumah sakit itu diisi oleh pejabat dengan latar belakang serjana peternakan. Idealnya bidang ini diisi oleh serjana keperawatan. Menurut sumber bertuahpos.com yang berada di RSUD Petala Bumi, posisi penempatan jabatan seperti ini ada sekitar 10 jabatan. Belum lagi kabar miring yang mencuat bahwa ada banyak praktek nepotisme yang dilakukan pejabat tinggi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.
Saat dilakukan konfirmasi, Kabid Penunjang Medik RSUD Petala Bumi, Junaidi membenarkan bahwa dirinya adalah Insinyur Petanian. Dia kebingungan pada saat dilakukan mutasi ke tempat itul. “Saya bingung, karena ini bukan bidang saya,†katanya kepada bertuahpos.com, Rabu kemain. Kepada bertuahpos.com dia bercerita, sebelum mendapat tugas sebagai Kabit Penunjang Medik di rumah sakit itu, dia biasa mengurus alat-alat berat. “Sekarang ngurus alat juga, tapi alat-alat medis. Tapi untuk hal seperti ini memang harus orang yang berkompeten, dan paham,†tambahnya.
Hal senada juga diakui oleh Kabid Keperawatan RSUD Petala Bumi, Sukamdani. Latar belakang keilmuannya adalah serjana peternakan. Tapi di rumah sakit itu dia malah ditugasi mengurusi 345 perawat. Sementara jika ada pasien yang masuk ke rumah sakit, para perawat itu menunggu arahan dari Sukamdani. Namun di sisi lain dia malah tidak mengerti dengan tugas dan tanggungjawabnya sebagai kepala bidang. Kondisi ini ternyata sudah dia jalani selama setahun ini. “Sejak mutasi awal tahun 2015 lalu,†ujarnya.
Sementara itu Direktur Utama RSUD Petala dr Sylviana Estherlita membantah bahwa rumah sakit tersebut, sebagai tempat titipan pejabat. Termasuk soal banyaknya Kabid yang tidak berkompeten menduduki posisi penting dalam mengambil kebijakan. “Kalau mau dibilang titipan tentu tempatnya yang enak-enak. Tapi, bisa lihat sendirikan. Bapak-bapak itu malah tidak nyaman diposisi yang mereka dapat sekrang. Saya rasa tidak ada nepotisme di sini. Pejabat yang menduduki posisi penting itu hasil mutasi,†tambahnya.
Dia juga menyebutkan bahwa kabar adanya pejabat titipan di RSUD Petala Bumi rasanya tidak logis, lantaran kerja bejabat di rumah sakit itu tidaklah mudah. Rumah sakit tentunya membutuhkan orang-orang berkompeten dan mengerti dengan kinerja, termasuk dalam mengambil kebijakan. Namun kondisinya hari malah tidak seperti itu. “Saya heran juga kenapa banyak yang menyebut kalau rumah sakit ini banyak pejabat titipan. Lihat sendirilah kerjanya bagaimana,†ujar Sylviana.
Masalah pelayanan yang acap kali menjadi keluhan di tengah masyatakat yang ingin berobat di RSUD Petala Bumi, dibenturkan dengan kualitas SDM di rumah sakit itu yang tidak mumpuni. Atas dasar itulah banyak yang menduga bahwa posisi penti di rumah sakit itu diisi oleh pejabat titipan yang tidak punya kompetensi. Yang jelas kata dia, pejabat yang duduk diposisi itu hasil mutasi.
Terkait masalah ini, dirinya juga tidak ingin disalahkan. Sejauh ini dengan SDM yang tersedia saat, pihak rumah sakit itu hanya bisa memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat dan pasien yang ingin berobat. Pada Rabu kemarin, tanggal 15 Juni 2016, Yusi Prastingsih dipanggil Asisten I Setdaprov Riau, Ahmadsyah Harrofie ke ruangannya. Dia meminta penjelasan Sylviana terkait kabar miring yang beredar tentang pejabat titipan dan tidak berkompeten di rumah sakit itu.
Penulis: Melba
Â