BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Hingga penghujung Mei 2016, serapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Riau masih Rendah. Bahkan Serapan anggaran masih terpusat pada pembayaran gaji pegawai.
Tidak hanya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau saja, kabupaten atau kota lainnya juga mengalami hal yang serupa. Akhirnya rendahnya Serapan anggaran membuat perusahaan pembiayaan Seperti Federal International Finance (FIF Group) terkena dampak tidak langsung.
Seperti yang disampaikan Branch Manager FIF Group Cabang Pekanbaru , Syafruddin kepada kru bertuahpos.com. “Kalau dampak langsung tidak ya, karena kita tidak masuk ke pemerintah. Tetapi kalau serapan anggaran rendah artinya banyak proyek yang tidak berjalan. Sehingga konsumtif masyarakat jadi berkurang,†sebut Syafruddin, Sabtu (28/05/2016).
Maka itu Syafruddin menilai memang Serapan anggaran daerah perlu di gesa. Pasalnya secara umum perekonomian di Riau masih lesu. Karena harga-harga komoditi sawit dan karet yang menjadi penopang perekonomian masyarakat sempat anjlok.
“Dampaknya masih terasa sampai sekarang. Belum lagi selain sektor perkebunan Harga minyak dunia yang turun juga secara tidak langsung memberikan dampak pada kita,†ujarnya.
Indikasinya terlihat dari penjualan sepeda motor baru yang belum sampai target. “Kita pasang target 1000 unit perbulan, Januari pencapaian baru 70 persen, Februari anjlok 50 persen. Terus pulih lagi di Maret 60 persen dan stabil di April 60 persen,†katanya.
Syafruddin berharap di unit Spectra yakni penjualan elektronik dan furniture bisa tumbuh. Maret lalu, FIF Pekanbaru berhasil menyalurkan pembiayaan di angka Rp 2,5 miliar. Kemudian menurun di April, yang hanya Rp 2,3 miliar. “Tapi kita optimis untuk Ramadan sampai Idul Fitri ada Peningkatan sekitar 10 persen. Karena Trennya setiap tahun memang ada peningkatan karena tingkat konsumtif masyarakat tinggi,†ujarnya.
FIF Group juga mengoptimalkan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dari target Rp 500 juta, pihaknya berhasil meraih Rp 545 juta periode April. “Mei ini kita optimis melampaui target karena sekarang saja, sudah di atas Rp 400 juta,†ujar Syafruddin.
Pembiayaan dapat diperoleh UMKM yakni untuk alat kerja dan modal kerja.
“Kami melihat pertumbuhan UMKM di Pekanbaru ini tinggi. Makanya kredit mikro ini menjadi alternatif masyarakat untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar lagi,†katanya.
Penulis: Riki