BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pengusaha biro perjalanan [travel umrah] di tanah air harus menanggung kerugian sampai Rp30 miliar dalam 3 pekan tahun 2018 lalu. Kerugian ini terpaksa harus ditanggung pengusaha travel umrah, karena, Kedutaan Besar Arab Saudi mewajibkan kelengkapan data biometrik melalui kantor Visa Facilitation Services (VFS) Tasheel di Indonesia sejak 17 Desember 2018 itu.Â
Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Permusyawaratan Antar Syarikat Travel Umrah dan Haji Indonesia [PATUHI], Muharom Ahmad, seperti dilansir dari CNNIndonesia.com. Dia mengatakan kebijakan ini bikin ribuan jemaah tertunda keberangkatannya ke tanah suci. Akibatnya pihak travel umrah juga harus membatalkan tiket pesawat dan tiket hotel. “Kami memperkirakan setidaknya ada 2.000 jemaah yang tertunda keberangkatannya,” ungkapnya.Â
Dia menambahkan, soal penundaan keberangkatan ke tanah suci Mekah, kini pihak jemaah tidak mau ambil pusing sebab yang melakukan penangguhan bukan VFS Tasheel, melainkan pihak travel. Oleh sebab itu jemaah banyak yang ngotot minta diberangkatkan atau pihak travel mengembalikan uang mereka. “Dengan kebijakan ini banyak yang gagal berangkat,” ungkapnya.
Muharom sangat sayangkan pemerintah Arab Saudi mengubah aturan dengan kelengkapan data biometrik ini. Padahal, animo masyarakat untuk berangkat ke tanah Suci Mekkah tinggi-tingginya. Sementara itu kebijakan ini diberlakukan dengan kesan dipaksakan, sebab pihak VFS sendiri tidak siap. Sebelumnya rekam biometrik ini bisa dilakukan di Jeddah.
“Berdasarkan catatan PATUHI, jumlah kantor VFS Tasheel saat ini hanya 34 yang berada di beberapa ibu kota provinsi. Namun, belum sampai pada wilayah terpencil,” tambahnya. (bpc3)