BERTUAHPOS.COMÂ (BPC), PEKANBARU – Fluktuasi cuaca akhir akhir ini harus dapat diantisipasi dengan seksama. Belum lama titik api muncul, tiba tiba jalan protokol pekanbaru kebanjiran.
Â
“Ini artinya, masyarakat kehilangan konsep dalam mengelola ruang hidupnya sendiri, padahal kan, Negeri Melayu Riau ini punya kearifan lokal dalam menata bentangan alam, cuaca dan pola pemanfaatan ruang ekologis,” ujar Pakar Lingkungan Riau Elviriadi.
Â
Menurut pendapat dia, disinilah peran strategis Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau dalam merevitalisasi bentuk bentuk kearifan lokal yang ‘bedelau’ itu secara agresif dan struktural.
Â
Dia menambahkan, secara agresif maksudnya agar segera menyurati, mempertegas, dan memberi komando kepada LAM Kabupaten hingga ke kampung untuk memperkuat, menggali kearifan lokal dalam mengatur alam lestari itu.
Â
“Secara struktural artinya, LAM sebagai pemangku negeri dan pewaris sah rantau melayu harus PeDe mengintervensi hukum positif yang dengan mudah meminggirkan nilai nilai adat resam yang unggul itu.
Â
“Ramadan kemarin saya jadi narasumber bersama Dirkrimsus Polda Riau, saya bilang di depan audien, bahwa konsep bakar lahan/ladang orang melayu itu punya tata cara tertentu agar api tidak melarat (menjalar), dan bentuk bentuk kemashlahatan ekologis lainnya,” tambah dia.
Â
Jadi, dia melanjutkan, Undang-Undang Nomor 18 tentang pembakaran Lahan itu, bisa dirundingkan. Pengurus LAMR harus silaturahim dengan kepolisian agar konsep kearifan lokal dipertimbangkan dalam penegakan hukum lingkungan,” ungkapnyaÂ
Â
Dengan berperan aktifnya LAMR ditingkat Kabupaten/Kota sampai LAM Desa dirinya yakin Karhutla bisa ditekan tahun mendatang.
Â
Dia menyebutkan, dalam nasehat tetua Melayu, sudah komplit soal pola bertanam, musim dan arah angin diperhatikan ketika buka lahan dengan cara membakar, mengatasi banjir dan luapan sungai, menyusun letak rumah,Â
Â
“Kadang melawan musuh yang kuat itu, kita harus membuat diri kita lebih kuat dari musuh. Artinya kapitalisme ekologis harus dijawab dgn kebangkitan konsep lokal itu dgn penuh keberanian, percaya diri, sistematis dan mewarnai. Sebagaimana ungkapan Francis Fukuyama, perang sesungguhnya akan dimenangkan oleh paradigma siapa yang dipakai zaman,” ungkapnya. (bpc3)